Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wulan, Berbagi Cara Membuat Pasta Gigi dan Deodoran Sendiri untuk Kurangi Plastik

Kompas.com - 29/04/2019, 14:01 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keprihatinan. Inilah yang mendasari Wulantri Oktaviani Russell (28) atau biasa dikenal dengan Wulan Russell menjalani pola hidup ramah lingkungan. Salah satunya mereduksi sampah rumah tangga.

Keprihatinan ini berawal dari aktivitas Wulan yang merupakan seorang penyelam. Menurut dia, berbagai sampah plastik banyak ditemukan di laut, terutama yang berasal dari barang kebutuhan rumah tangga seperti bekas pasta gigi, deterjen, sabun, deodoran, dan lain-lain.

Sejak 4 tahun lalu, ia mulai membuat produk-produk yang ramah lingkungan untuk kebutuhan sehari-hari.

Dengan cara ini, Wulan ingin agar lingkungan tak semakin tercemar oleh limbah dari produk-produk rumah tangga.

"Semenjak Indonesia menempati rangking nomor dua di dunia setelah China sebagai penyumbang sampah plastik di dunia, saya sedih, apalagi saya penyelam. Dua tahun terkahir saya menyelam, beda seperti kondisi 10 tahun lalu ketika saya menyelam," ujar Wulan saat dihubungi Kompas.com pada Senin (29/4/2019).

"Terakhir saya menyelam, saya lihat banyak sampah rumahan dan kebanyakan dari kamar mandi, seperti detergent, sabun, pasta gigi, dan lainnya," ujar ibu satu anak ini.

Wulan pun berbagi cara membuat pasta gigi yang ramah lingkungan.

Video "Tutorial Membuat Pasta Gigi yang Ramah Lingkungan" yang diunggah melalui akun Youtube-nya, Sabtu (27/4/2019), hingga kini sudah ditonton hampir 1.000 kali dan mendapatkan respons positif serta dibagi ulang di berbagai platform media sosial.

Dalam video berdurasi 14 menit 50 detik itu, Wulan mengungkapkan, dalam membuat pasta gigi organik ini ia memakai bahan baking soda, garam, air, dan ekstrak mint yang telah disuling.

"Saya bikin pasta gigi dengan mencampurkan lima sendok teh baking soda, kemudian dicampur air sedikit demi sedikit sambil diaduk, tambahkan garam setengah sendok makan, dan juga ekstrak mint, lalu diaduk lagi hingga mengental," ujar Wulan.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pasta gigi organik ini pun relatif murah dan mudah didapatkan.

Wulan menyebutkan, ia membeli 500 gram baking soda dengan harga Rp 4.000, sementara daun mint Rp 6.000.

Bahan-bahan yang digunakan Wulan Russell untuk membuat pasta gigi organik yang terbuat dari baking soda, garam, ekstrak mint, dan air.Wulan Russell Bahan-bahan yang digunakan Wulan Russell untuk membuat pasta gigi organik yang terbuat dari baking soda, garam, ekstrak mint, dan air.

Selain itu, untuk bahan deodoran, detergen, dan body lotion, Wulan juga menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

"Deodoran saya bikin dari bahan baking soda, coconut oil, air, tepung garut, boleh ditambahkan coconut butter sedikit kalau mau dibikin padat banget. Body lotion, saya buat dari bahan air, coconut oil, coconut butter, ekstrak vitamin E, essential oil lainnya," ujar Wulan.

Namun, ada kekurangan ketika deodoran tersebut digunakan, yakni menyebabkan bahan melekat pada pakaian karena bahan tersebut tidak cepat mengering.

"Kalau deterjen, saya buat dari bahan baking soda, washing soda, citric acid, dan garam, kalau mau pakai aroma bisa dicampurkan dengan essential oil," kata dia.

Menurut Wulan, pemakaian deterjen dengan produk organik ini juga meminimalisasi sampah dari bungkus plastik deterjen.

Lamanya produk

Wulan mengatakan, bahan-bahan yang dibuat sendiri ini punya jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, pembuatannya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan.

"Produk bisa bertahan dua minggu jika di luar ruangan, setelah dibikin. Tapi kalau disimpan di dalam kulkas bisa sampai dua bulanan," ujar Wulan.

Yang menarik, bahan-bahan yang digunakan Wulan tidak menyebabkan iritasi atau hal-hal yang berbahaya bagi tubuh.

"Bahannya aman, enggak menyebabkan iritasi kok, engga bikin keracunan juga," ujar Wulan.

Selain membuat sendiri berbagai barang kebutuhan sehari-hari, ia juga menerapkan pola hidup zero waste (pola hidup nol sampah).

Ia mendaur ulang sampah organik dan mengajak masyarakat Indonesia agar mengurangi penggunaan produk plastik.

"Perubahan itu enggak enak. Tapi kita harus berubah untuk sesuatu yang lebih baik, berubah untuk kebaikan itu harus. Dan sekeccil apa pun perubahan yang kita lakukan akan berdampak besar dan itu adalah salah satu tanda bahwa kita peduli," ujar Wulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com