Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Joko, Sukses Dagang Mukena Bermotif Khas Bali

Kompas.com - 02/05/2019, 06:29 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Bali boleh jadi menjadi daerah di Indonesia yang paling terkenal sektor pariwisatannya. Namun, bicara soal busana muslim Bali mungkin belum menjadi preferensi.

Meski begitu, bukan berarti Bali tanpa potensi. Setidaknya itulah yang dilihat oleh, Kurniawan Joko Purnomo, pemilik toko pernak-pernik asal Bali, Kampung Souvenir.

Mukena dan gamis menjadi dua item paling laris dari toko yang berpusat di Denpasar itu.

Joko yang telah merantau ke Bali sejak 2003 itu melihat fesyen Bali banyak diminati. Salah satu bahan yang paling umum dijadikan baju atau kain di Bali adalah rayon.

Sejak 2013 Joko mulai memasarkan mukena Bali yang ternyata semakin tinggi permintaannya.

"Orang kalau cari gamis, mukena itu kebanyakan ke Tasik, Bandung dan yang lain. Tapi ternyata Bali ada potensi dan pengrajin mukena di Bali banyak," kata Joko saat ditemui di tokonya, beberapa waktu lalu.

Bekerjasama dengan penjahit sekitar, Joko mulai memproduksi mukena Bali dan memasarkannya di tingkat lokal. Seiring berjalannya waktu, ia berpikir untuk mengembangkan produknya ke jenis lain, seperti gamis.

Ini dikarenakan permintaan mukena Bali yang semakin meningkat.

"Karena ternyata fesyen muslim dari mukena tersebut banyak yang cari baju gamis Bali dan lainnya, oh saya pikir ini bisa digarap. Akhirnya kami masuk ke gamis," tutur pria asal Probolinggo itu.

Sebagai sarjana programmer, Joko melihat dulu belum banyak penjual souvenir di Bali yang menyentuh toko online. Joko pun mulai membuat situs jualan pada 2009. Pada September 2017 ia bergabung dengan marketplace Shopee dan sudah menjadi Seller of The Month pada Februari 2018.

Dari sana, penjualan terus meningkat. Selain berjualan di Shopee, media sosial dan sejumlah marketplace lainnya, Joko kini juga memiliki dua toko di Denpasar.

Berawal dari titipan saudara

Joko tak begitu saja berpikiran untuk berjualan secara online. Joko bercerita, dulu dirinya secara tidak sengaja pernah diminta seorang saudara membelikan tasbih.

Saat itu ia kesulitan menemukan tasbih lewat internet. Salah satu tempat yang menjual adalah Pasar Seni Sukawati, Bali.

Setelah menawar-nawar harganya, ternyata harga beli aksesori bisa jauh lebih murah jika dibeli dalam jumlah banyak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com