Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2019, 16:23 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa yang tak pernah mendengar lokasi Blok M di Jakarta? Atau, Simpang Melawai?

Pada masanya, kawasan itu menjadi pusat nongkrong anak-anak gaul Jakarta.

Bahkan sejumlah film remaja di era 80-90an menggunakan setting kawasan Blok M di dalam suguhan layar lebar.

Jelas tergambar, bagaimana kawasan Blok M menjadi ikon gaya hidup Ibu Kota pada masa itu.

Namun, seiring berjalannya waktu, penyebaran pusat-pusat perbelanjaan dan hiburan di berbagai lokasi di Ibu Kota, membuat Blok M menjadi terlupakan.

Salah satunya Blok M Plaza. Pusat perbelanjaan yang pernah sangat berjaya dengan sebuah diskotik terkenal di dalamnya pada era 90-an, kian tak diperhitungkan.

Baca juga: Gerbong Khusus Wanita di MRT Hanya Diberlakukan Saat Hari Kerja

Warga Jakarta sepertinya lebih memilih mal-mal modern di banyak tempat lain, ketimbang datang ke Blok M.

Hingga beberapa bulan lalu, gerai-gerai di dalam mal itu sepi.

Apalagi, suasana di sana masih "diganggu" dengan proyek pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) yang menimbulkan kemacetan dan juga debu.

Suasana Blok M Plaza setelah MRT beroperasi.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Suasana Blok M Plaza setelah MRT beroperasi.

Tapi pemendangan itu terlihat sebelum MRT hadir dan melintasi Blok M Plaza dengan pintu akses langsung.

Blok M Plaza menjadi satu-satunya pusat perbelanjaan di Ibu Kota yang terkoneksi langsung dengan jalur MRT Lebakbulus-Bundaran HI.

Kondisi itu jelas membawa dampak signifikan, terutama pada jam makan siang di hari kerja.

Salah seorang petugas keamanan di Blok M Plaza, Ega Sukmawan mengatakan, pengunjung tak hanya dari kawasan Blok M melainkan juga dari daerah lainnya.

Terutama, daerah yang terlewati MRT.

"Dari Lebakbulus, misalnya, ada peningkatan apalagi di jam makan siang," ujarnya kepada  Kompas Lifestyle, Kamis (2/5/2019) siang.

Seorang petugas keamanan lainnya, Moh. Wahyu, bahkan merasa peningkatan pengunjung setelah kehadiran MRT bisa mencapai lebih dari dua kali lipat.

Wahyu yang kerap menjaga pintu masuk dari stasiun MRT Blok M juga melihat ada banyak masyarakat yang iseng mencoba MRT lalu mampir ke dalam mal.

Baca juga: Hiburan Pelepas Mumet Saat di Stasiun MRT Blok M

Sementara, usia pengunjung yang datang cenderung beragam.

"Kalau hari kerja, jam 12.00-14.00an dan pulang kerja. Malam minggu juga ramai," tutur dia.

Pada jam kerja, keramaian memang masih cenderung terpusat di gerai-gerai makanan dan minuman.

Suasana Blok M Plaza setelah MRT beroperasi.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Suasana Blok M Plaza setelah MRT beroperasi.

Tak heran, jika dalam beberapa waktu terakhir bermunculan gerai-gerai makanan dan minuman baru. Bahkan, Blok M Plaza berencana membuka Food Society di lantai 5F.

"Nanti semua (gerai makanan dan minuman) dikumpulkan di situ," kata Wahyu.

Tampilan interior baru yang futuristik juga menjadi daya tarik tersendiri. Kabarnya, renovasi yang baru saja dilakukan memang mengejar waktu operasi MRT.

Makan siang dan MRT

Peningkatan pengunjung karena beroperasinya MRT rupanya juga dialami oleh gerai lainnya, di samping makanan dan minuman.

Meskipun jumlahnya tak terlalu signifikan. Pusat perbelanjaan Matahari, misalnya. Departement store yang sudah lama beroperasi di Blok M Plaza ini merasakan jumlah pengunjung yang bertambah, terutama pada jam pulang kantor.

"Di sini ramainya sore pas orang-orang pulang kantor. Jam makan siang enggak begitu (banyak) sih," kata Novita, salah seorang Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari.

Lain halnya dengan restoran. Gokana Ramen & Teppan, misalnya, merasakan jumah pengunjungnya membludak setelah MRT beroperasi.

Asisten Manajer Gokana Ramen & Teppan, Dedi, mengatakan, di hari kerja gerainya bisa dikunjungi sekitar 300-400 orang setiap harinya.

Suasana Blok M Plaza setelah MRT beroperasi.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Suasana Blok M Plaza setelah MRT beroperasi.

Baca juga: Bukan dari Jepang, Ternyata Ramen Berasal dari China

Sementara pada akhir pekan, jumlah pengunjung bisa lebih banyak lagi. "Sabtu dan Minggu full, kadang waiting list," tutur dia.

Peningkatan pengunjung amat terasa, sebab ketika pembangunan MRT berlangsung Gokana mengalami penurunan pengunjung yang drastis.

"Ketika MRT dibangun, jalan-jalan kan macet. Kami kena juga dampaknya. Sebelum pembangunan sekitar 150-170 orang, saat pembangunan turun, lalu naik lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com