Terlebih lagi, satu penelitian pada hewan menemukan diet yang rendah kalori untuk meniru efek puasa dapat mengurangi tingkat peradangan, dan bermanfaat dalam pengobatan multiple sclerosis, kondisi peradangan kronis.
Penyakit jantung dianggap sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia, terhitung sekitar 31,5 persen kematian secara global.
Mengubah pola makan dan gaya hidup adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Beberapa penelitian telah menemukan mempraktikan puasa ke dalam rutinitas kita sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung.
Satu studi kecil mengungkapkan puasa delapan minggu secara selang-seling dapat mengurangi kadar kolesterol jahat atau LDL sebesar 25 persen dan trigliserida sebesar 32 persen.
Baca juga: 8 Makanan yang Baik untuk Kolesterol, Apa Saja?
Riset lain yang meneliti 110 orang dewasa dengan berat badan berlebih menunjukkan puasa selama tiga minggu di bawah pengawasan medis secara signifikan menurunkan tekanan darah.
Selain itu kadar trigliserida darah, kolesterol total dan kolesterol jahat atau LDL pun menurun.
Satu penelitian pada 4.629 orang membuktikan puasa dapat menurunkan risiko penyakit arteri koroner dan risiko diabetes, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
Beberapa penelitian telah menemukan puasa dapat memiliki efek yang kuat pada kesehatan otak.
Satu riset pada tikus menunjukkan mempraktekkan puasa intermiten selama 11 bulan meningkatkan fungsi otak dan struktur otak.
Penelitian pada hewan lain telah melaporkan puasa dapat melindungi kesehatan otak dan meningkatkan pembentukan sel-sel saraf untuk membantu meningkatkan fungsi kognitif.
Puasa juga bisa membantu mencegah gangguan neurodegeneratif karena manfaatnya yang mampu mencegah peradangan.
Secara khusus, penelitian pada hewan menunjukkan puasa dapat melindungi dan meningkatkan hasil untuk kondisi seperti penyakit alzheimer dan parkinson.
Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi efek puasa pada fungsi otak pada manusia.
Banyak orang yang ingin memiliki tubuh ideal mempraktikan puasa sebagai cara cepat untuk menurunkan berat badan.
Secara teori, tidak mengonsumsi makanan atau minuman akan mengurangi asupan kalori keseluruhan, yang dapat menurunkan berat badan dari waktu ke waktu.
Beberapa penelitian juga menemukan puasa jangka pendek dapat meningkatkan metabolisme dengan meningkatkan kadar neurotransmitter norepinefrin.
Kondisi ini dapat memacu penurunan berat badan.
Baca juga: Masak Makanan Sehat, Pria Ini Turun Berat Badan Hampir 50 Kg
Bahkan, riset menunjukan puasa sepanjang hari dapat mengurangi berat badan hingga sembilan persen dan secara signifikan mengurangi lemak tubuh selama 12-24 minggu.
Riset lain menemukan puasa intermiten selama 3-12 minggu juga efektif menurunkan berat badan dengan membatasi kalori secara keseluruhan.