Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/05/2019, 13:41 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Motivasi untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat terkadang bisa timbul karena sesuatu yang menyakitkan, misalnya saja ditinggalkan pacar. 

Hal itu terjadi pada Curtis Stream, pria 28 tahun yang berat badannya pernah mencapai angka 126 kg.

Sebenarnya berat badan  Stream mengikuti pola yang biasa terjadi pada kebanyakan orang, yaitu gemuk pada usia anak, sedikit langsing ketika sekolah menengah, namun jadi gemuk lagi pada tahun pertama kuliahnya.

Berat badannya naik-turun selama beberapa waktu. Berat badannya mulai di luar kendali, terutama karena pola makan yang buruk dan tidak pernah berolahraga.

"Sejujurnya, aku menggunakan makanan untuk menghadapinya, hubungan dan situasi hidup saya membuat stres, dan tidak sehat untuk aku melihatnya kembali," kata Stream.

Baca juga: Obesitas Anak Tidak Tiba-tiba, Gunakan Anjuran 5210 untuk Mencegahnya

Stream, yang kini bekerja sebagai manajer program untuk perusahaan pemasaran di Georgia, mengatakan bahwa kombinasi berbagai faktor, termasuk hubungan dengan pacar, menyebabkannya stres.

Ketika berat badannya naik, ia juga mulai memiliki masalah dengan citra diri. Stream benar-benar membenci penampilannya ketika tubuhnya makin besar. 

Stres itu pun dialihkannya kepada makanan. Tapi semakin ia melakukannya, semakin buruk perasaan tentang dirinya.

Suatu hari ia pergi melakukan pemeriksaan rutin di dokter karena sakit tenggorokan. Ia terkejut ketika melangkah ke atas timbangan dan mendapati berat badannya sudah mencapai 126 kg.

Para dokter yang ditemuinya juga mengingatkannya soal tekanan darah yang sudah menembus batas atas. Ia pun diresepkan pil untuk menurunkan tensinya.

Baca juga: Takut Meninggal, Pria Obesitas Ini Berjuang Turunkan Berat Badan

Kondisi itu cukup menakutkan untuk mengilhami Stream meninjau kembali kebiasaan makannya. Pada beberapa bulan berikutnya, timbangan Stream mulai bergerak turun menjadi 108,8 kg.

Namun, kondisi itu tak berlangsung lama. Begitu ia merasa telah mencapai beberapa keberhasilan, ia kembali ke pola makan yang buruk, mencari-cari alasan, hingga akhirnya berat badannya naik kembali.

Seolah itu tidak cukup untuk sebuah kemunduran, kekasih yang sudah lima tahun tinggal bersamanya memutuskan untuk meninggalkannya.

Titik balik


Setelah beberapa minggu tidur di sofa dia pindah kembali ke rumah orang tuanya. Saat itu lah ia tahu bahwa dirinya membutuhkan perubahan.

Langkah pertama yang dilakukannya adalah menghentikan semua konsumsi soda, bir dan alkohol serta makanan cepat saji.

Pada waktu istirahat makan, Stream juga mulai berjalan kaki cukup jauh serta menjaga makan malamnya tetap ringan. Misalnya, dengan konsumsi telur dan roti panggang.

Makanan selingannya juga cukup sederhana dan rendah kalori. Dia mulai makan lebih lambat, juga mencoba untuk menikmati makanan yang dia miliki.

Akhirnya, Stream sampai pada titik di mana ia sangat menginginkan protein dari daging tanpa lemak daripada makanan yang digoreng.

Dia juga bergabung dengan pusat kebugaran. Pada awalnya dia pergi larut malam, sekitar jam 10 malam.

"Aku malu dengan tubuhku dan merasa terintimidasi dengan tubuh orang-orang yang hadir secara rutin," katanya.

Selain di gym, Stream mulai melakukan jogging dan jalan kaki, serta secara bertahap menambahkan rutinitas angkat beban.

Baca juga: Anytime Fitness, Tempat Nge-Gym yang Buka 24 Jam Non-Stop

Ia menghabiskan waktunya hingga empat atau lima hari seminggu di gym.

Tiba-tiba dia kehilangan begitu banyak berat badan dan merasa dirinya semakin lemah.

"Saat itulah aku menyadari bahwa aku perlu mulai makan lagi sehingga bisa memiliki bahan bakar cukup untuk berolahraga," katanya.

Selama rentang waktu sekitar empat bulan, dari September 2017 hingga Januari 2018, berat badan Stream kehilangan sekitar 31,75 kg. Jumlah itu cukup untuk dianggap transformasi berat badan yang dramatis. Namun, ia merasa belum selesai.

Bulan berikutnya, berat badannya turun ke 180 pon (81,6 kg) dan pada Juli 2018, ia mencapai 68 kg.

Kini, berat badannya bertambah menjadi 70 kg karena ia juga tengah berusaha meningkatkan kekuatan dan menambah ototnya.

Namun yang lebih penting, kesehatan mentalnya telah meningkat secara dramatis setelah transformasi fisiknya.

"Berolahraga adalah terapi," katanya.

Stream merasa depresi yang dirasakannya telah hilang. Kini ia menjadi pribadi yang jauh lebih bersemangat, percaya diri dan positif.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com