Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2019, 11:10 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Umat muslim memang diwajibkan untuk berpuasa. Namun, ada pengecualian untuk mereka yang menderita sakit, termasuk bagi penyandang diabetes atau kencing manis.

Kendati begitu,  sebagian penyandang diabetes (diabetesi) memutuskan untuk tetap melakukan puasa.

Agar ibadah puasa tidak memperburuk kondisi penyakit, penyandang diabetes sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter untuk memastikan kondisi penyakitnya terkendali. Idealnya pemeriksaan dilakukan satu atau dua bulan sebelum puasa.

Mereka yang boleh berpuasa adalah yang risiko penyakitnya rendah, yakni kadar gula darah HbA1C-nya selalu baik dan selalu terkontrol.

Menurut Dr Satish Koul, puasa bagi penderita diabetes membuat mereka berisiko mengalami kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia), terlalu tinggi (hiperglikemia), dehidrasi, dan komplikasi lain.

"Selama berpuasa, sistem tubuh kita mengalami banyak hal dan itu tergantung pada durasi puasa yang kita lakukan secara berkelanjutan," ucap Koul.

Baca juga: Kebiasaan Sederhana untuk Cegah Diabetes Tipe 2

Jika periode puasa lebih lama dari 12 jam, risiko mengalami penurunan dan peningkatan glikogen (cadangan glukosa).

Sebagian besar pasien yang melakukan puasa berada kondisi tubuh yang rendah glikogen saat sore hari, di mana ketogenesis terjadi.

Penting untuk memilih menu yang sehat saat berbuka puasa dan melakukan pemeriksaan kadar gula secara rutin.

Memahami identifikasi gejala gula darah tinggi dan terlalu rendah juga sangat penting selama puasa.

Kondisi ini memiliki gejala berkeringat, gemetar, berdebar, kesemutan pada lidah dan bibir.

Penderita diabetes uga berisiko mengalami hiperglikemia (kadar gula berlebih) saat terlalu banyak mengonsumsi makanan manis setelah berbuka dengan gejala terus merasa lapar, haus, dan sering buang air kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com