Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2019, 14:14 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Selama lima hari lainnya, kita mempertahankan pola makan yang sehat dan normal. 

Sangat penting untuk fokus pada makanan berserat dan protein tinggi untuk membantu kita tetap kenyang. Tapi, kita juga perlu menjaga kalori tetap rendah saat berpuasa.

Kita dapat memilih hari puasa mana saja - misalnya, Senin dan Kamis- dengan diselingi hari non-puasa di antara kedua hari tersebut.

Pastikan untuk makan dengan jumlah normal pada hari-hari non-puasa, alias tidak berlebihan dan tidak balas dendam.

2. Puasa alternatif

Puasa alternatif ini melibatkan metode puasa selang-seling, yakni satu hari puasa, dan hari berikutnya tidak.

Pada hari puasa, batasi kalori maksimal 500 kalori atau sekitar 25 persen dari asupan normal.

Pada hari-hari non-puasa, lanjutkan dengan diet teratur dan sehat. Ada juga variasi ketat yang mencakup konsumsi 0 kalori pada hari-hari puasa.

Namun, satu penelitian menunjukkan orang yang mengikuti pola puasa intermiten ini selama enam bulan, mengalami peningkatan kadar kolesterol jahat atau LDL enam bulan kemudian setelah tidak menjalaninya.

3. Membatasi waktu makan

Dalam opsi ini, kita mengatur jendela puasa dan makan. Misalnya, kita berpuasa selama 16 jam sehari dan hanya bisa makan selama delapan jam sehari.

Karena kebanyakan orang sudah berpuasa saat tidur, metode ini menjadi sangat populer.

Metode ini dinilai lebih nyaman karena kita memperpanjang puasa semalaman dengan melewatkan sarapan dan tidak makan sampai waktu makan siang.

Berikut cara yang paling umum dalam metode ini:

  • Metode 16/7 : hanya makan antara jam 11 pagi dan tujuh malam atau disesuaikan.
  • Metode 14/10 : hanya makan antara pukul 10 pagi dan 8 malam.

Metode ini dapat diulang sesering yang kita suka atau bahkan dilakukan sekali atau dua kali seminggu, tergantung preferensi kita.

Mungkin diperlukan beberapa hari untuk menemukan jendela makan dan puasa yang tepat dalam metode ini, terutama jika kita memiliki aktivitas padat atau bangun tidur dalam keadaan lapar.

"Bentuk puasa ini adalah cara yang lebih aman bagi banyak orang yang tertarik mencoba puasa intermiten untuk pertama kalinya," kata Taylor.

4. Puasa 24 jam

Metode ini melibatkan puasa sepenuhnya selama 24 jam penuh. Sering kali, itu hanya dilakukan sekali atau dua kali dalam seminggu.

Kebanyakan orang berpuasa dari waktu sarapan hingga waktu sarapan berikutnya atau waktu makan siang ke makan siang berikutnya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com