KOMPAS.com - Raut muka yang semringah jelas terlihat di wajah Syagini Ratna Wulan, hari itu.
Seniman perempuan yang mendalami karya instalasi itu tak bisa menutupi rasa bahagianya, saat kreasinya rampung untuk disuguhkan di Venice Art Biennale (VAB) ke-58, di Venice, Italia.
Kebahagiaan Syagini tentu bukan tanpa alasan. VAB adalah di ajang pameran seni (fine arts) tertua dan terbesar di dunia.
VAB pertama kali digelar pada tahun 1895, dan kini menjadi barometer karya karya seni bernilai tinggi.
Baca juga: Inilah Kurator Pemenang ke Venice Architecture Biennale 2018
Nah, karya Syagini merupakan salah satu yang ditampilkan oleh paviliun Indonesia dalam ajang yang terbuka untuk umum mulai 11 Mei-24 November 2019 mendatang.
“Mempersiapkan Paviliun Indonesia sangat melelahkan dalam waktu yang relatif sempit."
"Tetapi hari ini sangat menyenangkan, karena karakter utama Indonesia, yaitu hospitality (keramahan) terasa kepada semua hadirin,” tutur dia dengan wajah berseri.
View this post on Instagram
Selain buah karya Syagini Ratna Wulan, Paviliun Indonesia yang bertempat di kawasan Arsenale juga menampilkan karya seni instalasi dari seniman Handiwirman Saputra.
Sebelum disuguhkan, ada kurator Asmudjo Jono Irianto dan ko-kurator Yacobus Ari Respati, yang mengurasi karya instalasi tersebut.
Karya itu ditampilkan di areal seluas 500 meter persegi, yang merupakan bekas gudang senjata tua di tepi laut.
Ruangan itu diisi dengan serangkaian instalasi. Ada lima komponen karya, yaitu: Meja Runding, Buaian, Susunan Kabinet, Ruang Merokok, dan Mesin Narasi.
Baca juga: Asia Tenggara di Gelaran Venice Biennale Ke-57
Di sini, para penikmat seni berkesempatan untuk memiliki interpretasi masing-masing terhadap karya yang ditampilkan.
“Paviliun Indonesia benar-benar mengagumkan, dengan ide yang sangat orisinil dan khas Indonesia.”
Begitu kata salah seorang pengunjung, Paula dari Austria, yang juga adalah pegiat seni.
Kalimat itu diambil dari peribahasa Minang yang dapat diinterpretasikan sebagai masuknya suatu hal ke dalam pikiran dan perasaan seseorang melalui proses negosiasi yang panjang.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf meresmikan pembukaan Paviliun Indonesia pada tanggal 8 Mei 2019 lalu.
Baca juga: Bekraf Serahkan 71 Sertifikat HKI untuk Pelaku Industri Kreatif
Senada dengan tema yang diambil, Triawan menyebut, pameran kali memang mencerminkan keunikan Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika.
“Paviliun Indonesia tidak lagi menampilkan karya seorang seniman tunggal, namun merupakan akumulasi visi dari beberapa seniman yang bergabung dalam satu tim."
"Mereka melakukan proses negosiasi ide di tengah keragaman,” kata Triawan.
Paviliun Indonesia di VAB 2019 dikelola Bekraf dengan menggandeng Yayasan Design+Art Indonesia.
Ada 90 negara dalam dalam acara yang mengambil tema besar: “May You Live in Interesting Time” dengan kurator Ralph Rugoff ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.