Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kebiasaan Warren Buffet yang Datangkan Kekayaan

Kompas.com - 14/05/2019, 15:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar dari kita pasti berpikir hidup seperti Warren Buffet yang selalu masuk dalam daftar orang terkaya di dunia pasti membahagiakan. 

Kekayaan tersebut tidak datang begitu saja, tapi melalui kerja keras, berbagai kegagalan, dan kemauan untuk bangkit. 

Banyak orang hanya ingin menjadi kaya seperti para milyuner itu tapi tak mau mempelajari proses apa yang sudah mereka lalui dan mungkinkah kita melakukannya.

Jurnalis dan pembicara Minda Zetlin mengungkapkan empat kebiasaan dari Buffet yang bisa kita pelajari.

1. Berpikir seperti wirausaha

Zetlin mengatakan, semangat kewirausahaan Warren Buffett membantunya menemukan peluang baru untuk menghasilkan uang tambahan.

“Tidak peduli apa pekerjaan saat ini, apa pun yang dihasilkan, jika Anda perlu menambah sedikit lebih banyak, selalu ada peluang untuk melakukan itu,” kata Zetlin.

Dengan pola pemikiran wirausaha, apapun peluang yang ada di depan mata pasti bisa kita maksimalkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Baca juga: 7 Kesalahan Mental yang Harus Dibenahi Jika Ingin Kaya...

2. Investasi

Hampir semua kekayaan Buffett berasal dari investasinya. Dia merupakan salah satu investor paling cerdas di dunia.

Kabar baiknya, berinvestasi adalah sesuatu yang dapat dilakukan siapa saja, tanpa memandang usia atau penghasilan. Perbanyak pengetahuan dengan membaca atau mengikuti kursus investasi sebelum masuk ke dunia ini.

Baca juga: Warren Buffet: Cinta adalah Definisi Kesuksesan Sejati

3. Pinjam sesedikit mungkin

Meminjam uang berulang-ulang hanyalah membuat kondisi finansial kita semakin terpuruk.

Memang akan ada saat-saat ketika pinjaman diperlukan untuk mencapai tujuan akhir seperti pendidikan atau pembelian rumah.

Tetapi seperti Buffett, kita harus melakukannya dengan seminim mungkin dan hanya ketika benar-benar harus melakukannya. Hindari tergiur berutang untuk barang-barang tersier yang harganya mahal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com