Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2019, 16:55 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber menshealth

 

Terganggu

Terlepas dari pengalamannya mencari setelan tersebut, Setia sebetulnya sudah berurusan dengan masalah berat badan hampir di sepanjang hidupnya.

Dimulai dari kebiasaan tidak mengontrol porsi makan sejak usia dini.

Hal itu juga didorong oleh budaya di India bahwa setiap ibu sangat menyayangi anaknya dan tidak ingin anaknya merasa lapar.

"Aku ingat menjadi gemuk ketika masih anak-anak, tetapi setelah lulus kuliah aku semakin gemuk, dan semakin buruk ketika aku lulus dan mulai hidup sendiri," kata dia.

Setelah lulus, karena kombinasi makan makanan tidak sehat dan sepanjang hari kerja di balik meja, berat badan terus naik hingga mencapai puncaknya sekitar 129,7 kilogram pada awal 2017.

Kondisi itu terjadi tak lama setelah ulang tahunnya yang ke-24.

Dia merasakan efeknya secara akut. Mulai dari selalu merasa lelah, antisosial, dan merasa depresi karena tidak nyaman dengan tubuh sendiri.

Baca juga: Sarapan dengan Menu Berprotein Bantu Jaga Berat Badan

"Tetapi aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan," kata dia.

Sebelumnya ia telah mencoba menurunkan berat badan, namun seringkali menyerah di tengah jalan atau beberapa minggu setelah mulai.

Namun, kali ini dia merasa terdorong untuk memulainya lagi, dan bertekad akan membuatnya sebagai kebiasaan yang bertahan lama.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com