Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2019, 18:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menghabiskan waktu berjam-jam menelepon atau bekerja di depan komputer bisa menyebabkan ketegangan pada otot leher.

Sekitar satu dari tiga orang pernah mengalami nyeri leher setidaknya sekali setahun. Bahkan, kaum wanita disebut lebih rentan terhadap serangan itu, daripada pria.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan jurnal Medicine menemukan, prevalensi nyeri leher dan punggung di Amerika Serikat telah tumbuh dua kali lebih cepat.

Ini berarti sekali seseorang pulih dari jenis nyeri otot ini, ada peluang hal itu akan terjadi lagi.

Para ahli berbagi kiat untuk meredakan sakit leher jika kamu pernah mengalaminya.

Ada pula tanda bahwa penyakit lehermu sudah serius. Seperti apa?

Penyebab nyeri leher

Karena Hobus dari Terapi Kinerja Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica mengatakan, ada sejumlah faktor gaya hidup yang dapat menyebabkan sakit leher.

Baca juga: Biasa Putar Leher untuk Usir Pegal? Setop Sekarang Jika Tak Mau Stroke

Ini bisa berupa apa saja, mulai dari duduk di depan komputer, bertelepon atau tablet dalam waktu lama, postur tubuh yang buruk karena ketidakseimbangan otot, hingga membawa tas yang menumpu pada satu sisi tubuh saja.

Bahkan, bantal yang digunakan juga dapat menyebabkan sakit leher.

Hal itu diungkapkan oleh Profesor bedah ortopedi dan Direktur Trauma Tulang Belakang di Cedars-Sinai Spine Center di Los Angeles, Amerika Serikat, Neel Anand.

Hobus mengatakan, saat kita memiliki rasa sakit di area lain dari tubuh, seperti bahu, kita mungkin juga menarik bagian leher kita untuk membantu mengurangi rasa sakit itu.

Kondisi ini juga membuat sakit leher semakin terasa.

Pada dasarnya, apa pun yang menarik leher pada sudut yang tidak alami dalam waktu yang lama berpotensi menyebabkan ketegangan dan nyeri otot.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com