Menurut Bachmann, kondisi ini bisa disebabkan karena penurunan alami tingkat testosteron yang dialami manusia seiring bertambahnya usia, di samping penurunan kualitas semen.
"Beberapa penelitian telah menunjukkan pria berusia di atas 30 tahun berisiko lebih tinggi untuk memiliki anak dengan kondisi autisme," ucap dia.
Sebab, riset yang diterbitkan dalam Jurnal Maturitas mengungkap, pria yang telah berusia 35-45 tahun sudah masuk dalam "usia ayah lanjut".
Baca juga: Kebiasaan Tidur Larut Malam Bisa Merusak Kualitas Sperma
Selain itu, ayah berusia lanjut juga berisiko mengalami masa plateu.
Plateu atau kondisi di mana berat badan tidak turun lagi setelah usia 40 tahun, dan kemudian meningkat lagi pada usia 50 tahun.
Bachmann juga mengatakan, wanita cenderung lebih aktif dengan kesehatan reproduksinya dibandingkan pria.
Apalagi, pria dikenal jarang berkonsultasi dengan dokter terkait masalah kesuburannya.
Hasil riset ini merupakan perkembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti dari the Stanford University School of Medicine .
Untuk menentukan dampak usia pria terhadap kesuburan, kehamilan dan kesehatan anak, peneliti melakukan riset selama 40 tahun.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan