KOMPAS.com - Di usia balita, bukan hanya perkembangan otak dan intelektual anak yang berkembang pesat, tapi juga kecerdasan emosionalnya.
Seperti halnya kecerdasan yang perlu terus distimulasi, rasa empati dan kepedulian anak juga perlu dikembangkan sejak dini.
“Kebaikan dan kebesaran hati tidak dibawa anak sejak lahir. Butuh distimulasi dan ditumbuhkan,” kata psikolog Roslina Verauli M.Psi, dalam acara temu media yang diadakan oleh Bebelac di Jakarta (16/5).
Ia menjelaskan, rasa peduli dan kebaikan hati anak ditentukan oleh tuntutan situasi di mana anak berada.
“Kadang anak akan terlihat manis, perhatian, tapi di lain waktu ia seolah nakal. Nah, agar empatinya selalu konsisten perlu terus dirangsang. Orangtua merupakan role model perilaku bagi anak,” papar Vera.
Mengasah rasa peduli anak dapat dilakukan sejak dini sesuai tahap tumbuh kembangnya.
Baca juga: 7 Langkah untuk Ajari Anak Pemalu Jadi Lebih Percaya Diri
Di usia 0-3 tahun, rasa empati anak sudah ada tetapi anak belum mampu berempati secara tepat.
“Misalnya ketika melihat orang lain menangis, ia akan refleks ikut menangis. Nah nanti di usia 4-5 tahun ia sudah mulai mampu berpikir tentang perspektif orang lain,” paparnya.
Pada usia tersebut, ajak anak untuk membantu atau menolong orang lain. Jadi tidak hanya sekadar berempati, tetapi sudah ada tindakan kebaikan yang menyertai.
“Di usia 5-6 tahun, libatkan si kecil dalam emotional talk supaya mereka bisa menyampaikan apa yang dirasakan dan beri pujian untuk setipa hal baik yang mereka lakukan,” kata dosen psikologi di Universitas Tarumanegara ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.