Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Operasi Plastik untuk Terlihat Sempurna di Media Sosial

Kompas.com - 20/05/2019, 07:12 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Kita sedang hidup di dunia yang terobsesi pada swafoto (selfie). Pada tahun 2016 saja (tahun pertama Google Photo), ada lebih dari 24 milyar selfie yang diupload ke media sosial. 

Persoalannya, di dunia nyata orang tidak melihat kita sama seperti halnya dengan di foto. 

Sebuah foto adalah gambar diam, sedangkan di dunia nyata kita terus bergerak. Beda pencahayaan dan sudut pengambilan foto sangat berpengaruh pada hasil foto.

Kehadiran berbagai aplikasi untuk mengedit foto semakin memudahkan kita memanipulasi hasil foto. Geserlah telunjuk ke kanan, yang berjerawat bisa dibuat mulus, yang pipinya bulat seketika menjadi tirus.

Sebagian orang menyebut foto-foto yang diedit itu membuat kita lupa bagaimana rupa asli kita. 

Saat ini orang makin tidak puas dengan foto yang diedit. Mereka ingin terlihat sama cantiknya di dunia nyata dengan di foto.

Hal ini bisa dibilang ikut mendorong tren memperbaiki bentuk wajah, baik dengan tindakan non-invasif atau pun pisau bedah.

“Setiap orang ingin cepat, operasi ajaib yang bisa memperbaiki semuanya. Terutama karena mereka ingin terlihat bagus saat selfie,” kata dokter bedah plastik dari Virginia, AS, Daria Hamrah.

 Baca juga: Awas! Sembarangan Selfie di Pantai Ini Bisa Terancam Hukuman Mati

Ia mengatakan, banyak orang ingin terlihat sempurna di foto tapi tak mau berusaha.

“Mereka tak mau ke gym atau diet yang hasilnya baru bisa terlihat setelah berbulan-bulan. Mereka ingin berfoto selfie sekarang, setiap hari, dan ingin terlihat bagus tanpa memakai filter atau makeup,” kata Hamrah.

Beda angle 

Tanpa aplikasi filter foto, angle kamera adalah faktor terbesar yang memengaruhi bagaimana kita terlihat di foto. Misalnya, jika lensa kamera terlalu dekat dengan hidung kita, hasilnya akan terlihat lebih besar di foto dari yang sebenarnya.

Penting untuk memahami bahwa foto tidak selalu akurat dalam menggambarkan diri kita. 

“Pernah ada pasien yang ingin operasi dan minta supaya lubang hidungnya tidak terlihat besar sambil memperlihatkan fotonya. Padahal, foto itu diambil dari bawah yang sudah jelas membuat lubang hidungnya lebih terlihat,” kata Hamrah.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Pasien yang datang ke klinik estetika pun saat ini mencari prosedur kosmetik yang menargetkan bagian tubuh tertentu. Lagi-lagi hal ini karena media sosial.

“Pasien datang dan berkata, ‘Saya butuh alis diangkat sedikit’ atau ‘Bisakah bibir bagian tengah dibuat lebih penuh atau bagian pinggiran bibir dibuat lebih merah?.” kata dokter bedah plastik dari New York, Dtafford Broumand.

Permintaan pasien lain yang dianggap unik adalah meminta agar kulit tangan dibuat kencang supaya terlihat lebih menarik ketika difoto dalam acara pertunangan.

Tak realistis

Broumand mengingatkan, terlalu sering melihat foto-foto sendiri yang sudah diedit atau foto orang lain di media sosial, akan memicu standar kecantikan yang tidak realistis.

Harapan pasien yang datang ke klinik pun makin tinggi dibanding sebelumnya.

Menurutnya, sudah menjadi tugas dokter bedah untuk membimbing pasien dan memberikan harapan yang realistis dan tentu saja aman untuk dilakukan.

Terlebih lagi, tidak semua bagian wajah atau tubuh yang didambakan itu cocok dengan kita. 

 Baca juga: Menghilangkan Rasa Iri Akibat Media Sosial

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com