Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengganti Karbohidrat Sederhana, Kunci Wanita Ini Turun 27 kg

Kompas.com - 21/05/2019, 09:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sarep Baggott tak pernah tahu rasanya kelebihan berat badan hingga usianya menginjak 16 tahun. Karena sejak kecil hingga remaja berat badannya tergolong ideal.

Berat badannya mulai naik ketika mulai berpacaran dengan pria (yang kini menjadi suaminya). Mereka berdua sering makan di luar, terutama makanan tinggi kalori. 

Ia menyadari bahwa berat badannya terus naik dan pola makannya tidak baik, namun dia tak pernah peduli dan saat itu tidak melakukan apapun.

Di usia 20 tahun, tepatnya Mei 2011, Baggott hamil. Saat itu beratnya sekitar 65-68 kg. Di bulan pertama kehamilan, berat badannya naik 5,8 kg dan ia tak bisa mengontrol apa yang dimakannya.

Setelah putranya lahir di Februari 2012, berat Baggott mencapai 83 kg.

Pada titik ini, dalam lubuk hatinya Baggott berpikir untuk melakukan sesuatu dengan berat badan dan pola makannya. Namun, sebagai seorang ibu b ia mengalami kesulitan untuk fokus dan menyisihkan waktu untuk dirinya sendiri.

Ia menghabiskan waktunya bekerja dari pagi sampai sore dan mengasuh anak. Saat itu ia berharap bisa menurunkan berat badan dengan segudang kegiatannya, namun hal itu tak terjadi.

Kehamilan anak keduanya di tahun 2015 membuat berat badannya kembali ke angka 83 kg. Setelah persalinan, Baggott memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.

Kemudian pada suatu hari, suaminya memutuskan untuk mulai menerapkan pola makan sehat, pergi ke gym dan Baggott sangat suportif dengan langkah suaminya itu. Namum, Baggott tidak siap untuk mengikuti jejaknya.

Hingga setelah satu bulan perubahan pola hidup suaminya, ia melihat adanya hasil.

Saat itu dirinya berpikir tidak bisa menjadi wanita gendut sementara suaminya punya bentuk badan yang ideal. Pikiran tersebut membuatnya tidak merasa nyaman.

Baggott kemudian menguatkan tekadnya untuk mengikuti jejak sang suami mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Ketika memulai perjalanannya, Baggott tahu ia harus makan lebih sedikit. Dia membaca artikel di internet tentang apa saja yang harus dilakukan untuk menurunkan berat badan.

Menggunakan aplikasi MyFitnessPal Baggott mulai mencatat kalori hariannya dan menetapkan jumlah kalori harian yang dikonsumsinya, yaitu sekitar 1.450 hingga 1.500 kalori per hari.

Transformasi berat badan Sarep Baggott.Instagram @sarepbfit Transformasi berat badan Sarep Baggott.

Baggott amat mencintai nasi dan pasta dan mulai memangkas makanan-makanan yang disukainya itu.

Ia pun membuat perubahan kecil, yaitu mengganti karbohidrat sederhana seperti nasi putih menjadi karbohidrat kompleks seperti nasi merah, yang akan membuatnya kenyang lebih lama.

Baggott juga mengganti pasta regulernya dengan pasta gandum utuh dan protein. Ia juga membatasi konsumsinya hanya satu porsi per waktu makan.

Menu yang cukup sering dikonsumsinya adalah nasi merah dan dada ayam madu barbeque di hari kerja untuk enam bulan pertama.

Di akhir pekan, Baggott membebaskan dirinya untuk makan apa saja namun tetap dalam koridor makan yang bijak, terutama dari segi porsi. Ia juga memiliki waktu makan "kecil" untuk menahannya makan terlalu berlebihan.

Berikut contoh pola makan harian Baggott:

1. Sarapan: muffin gandum dengan telur yang dibagi dua dan protein shake berbentuk cafe latte.

2. Makan siang: nasi merah dengan dada kalkun.

3. Cemilannya: dada kalkun dan alpukat gulung dengan tortilla gandum atau roti gandum. Atau bisa diganti dengan menu Greek yogurt vanilla dengan selai kacang.

4. Makan malam: pasta kacang panjang dengan ayam Alfredo.

5. Makanan penutup: es krim bar berbalut cokelat atau dua-tiga kacang espresso berbalut cokelat.

Baca juga: 4 Pembeda yang Bikin Wanita Sulit Turun Berat Badan Dibanding Pria

Olahraga

Tidak hanya mengubah pola makan, Baggott juga mulai melakukan olahraga meski ia pernah merasa takut dengan gym.

Di beberapa bulan pertama, Baggott bisa melakukan 30 menit kardio dan melakukan latihan angkat beban secara acak selama 30 menit.

Kini, ia merasa keranjingan dengan latihan kekuatan serta Latihan Interval Intentias Tinggi (HIIT). Olahraga dilakukannya empat hari seminggu dengan durasi sekitar 40 menit.

Olahraga favoritnya saat ini adalah angkat beban. Baggott senang membuat dirinya menjadi kuat.

Karena rutinitasnya, dalam enam bulan setelah anak keduanya lahir, Baggott berhasil menurunkan berat badan sebanyak 27 kg.

Namun, ia ingin mengingatkan wanita-wanita lain bahwa segala hasil tidak bisa diraih dengan instan. Konsistensi dan kesabaran adalah hal yang sangat penting dalam perjalanan penurunan berat badan.

Selain itu, ingatlah bahwa kita mendapatkan hal dari apa yang kita tanam. Baggott mengaku dirinya tak selalu bangun Pukul 04.30 dan termotivasi untuk pergi ke gym, namun ia menyadari bahwa waktu tersebut adalah satu-satunya waktu yang dimilikinya untuk berolahraga.

Baca juga: Ganti Karbo dengan Alpukat untuk Langsing Cepat

Menurunkan berat badan baginya tidak harus dijadikan suatu target yang sulit dan membuat stres. Cukup menyederhanakan makanan, menjadikan makanan favorit ke versi yang lebih sehat dan perhatikan porsi makan.

Baggott merasa perjalanan perubahan gaya hidupnya telah mengubah hidupnya di berbagai aspek. Ia merasa lebih positif dan tidak mudah merasa lelah. Ia juga merasa lebih nyaman dengan dirinya sendiri dan bagaimana ia berpikir tentang dirinya sendiri.

Ini, kata dia, menjadi gaya hidup baru yang 100 persen sangat dicintainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com