KOMPAS.com - Bangun pagi orang dewasa adalah hal yang bermanfaat, dan biasanya berefek baik bagi kesehatan hingga produktivitas.
Namun, jika anak yang bangun terlalu pagi, tak jarang akan menimbulkan sedikit masalah. Bisa saja waktu tidur anak kurang, sehingga bisa berdampak buruk bagi kesehatan, seperti penurunan kekebalan tubuh.
Dalam studi psikiatri di Amerika Serikat terhadap 9.000 anak usia prasekolah, menurut laman Alodokter, kurang tidur dari 9 jam per malam membuat mereka lebih mungkin menunjukkan sikap impulsif, marah-marah, dan tantrum.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memantau pola tidur anak.
Baca juga: Jangan Gunakan Car Seat sebagai Tempat Tidur Bayi di Rumah
Dokter anak Maria Tang mengungkapkan, kebiasaan tidur berkembang pada usia yang sangat dini.
"Jadi, penting bagi seorang anak untuk memiliki kebiasaan tidur yang baik untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan," katanya.
Tang mengatakan, orangtua perlu secara konsisten dengan menjaga rutinitas tidur buah hatinya.
Setiap kelompok umur anak terdapat jumlah tidur yang dianjurkan. Berikut jumlah rekomendasi jumlah tidur menurut American Academy of Pediatrics:
- Bayi baru lahir (0 hingga 3 bulan): 14 hingga 17 jam
- Bayi (4 hingga 11 bulan): 12 hingga 15 jam
- Balita (1 hingga 2 tahun):11 hingga 14 jam
- Anak-anak prasekolah (3 hingga 5 tahun): 10 hingga 13 jam
- Anak usia sekolah (6 hingga 13 tahun) : 9 hingga 11 jam
Baca juga: Sibuk Kerja, Orangtua Modern Biarkan Anak Tidur Lebih Malam
Biasakan tidur tepat waktu
Orangtua tidak harus menunggu sampai anak mulai menunjukkan tanda-tanda mengantuk, seperti menguap atau menggosok matanya, untuk mengajak anak naik ke tempat tidur saat malam.