Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2019, 09:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

BENGALURU, KOMPAS.com – Pemulung sampah di beberapa negara kerap dipandang sebelah mata. Mereka dianggap kotor dan bau karena sehari-harinya bersentuhan dengan sampah. 

Padahal, peran para pemulung sampah sebetulnya sangatlah penting terhadap manajemen pengolaan sampah di sebuah daerah, bahkan negara.

Perlakuan seperti diremehkan tersebut dirasakan oleh Annamma (38), salah satu pemulung sampah di Bengaluru, India yang sudah menggeluti pekerjaan itu sejak usia 10 tahun. 

“Kami tak mendapatkan hormat dari masyarakat. Pemulung sampah dianggap hanya sebagai pemungut sampah saja, padahal kami kan bekerja demi kebaikan semua,” ungkap Annamma, Rabu (3/4/2019) sore.

Sambil bercerita, Annamma sesekali menggerakan tangan kanannya, menyingkap gelang hijau tua yang melingkari pergelangan tangannya.

Uang yang dihasilkannya dari memungut sampah tidak besar. Setiap harinya ia hanya bisa membawa sekitar 100 Rupee atau sekitar Rp 20.000. Pendapatan itu digunakan untuk menghidupi keluarganya, terutama ketiga anaknya.

Hingga pada suatu hari, Annamma bertemu dengan seseorang dari Hasiru Dala, sebuah organisasi non-profit yang bekerja bersama para pemungut sampah. Mereka memiliki misi mengangkat kehidupan para pemungut sampah, membekali dengan skill, hingga ke depannya bisa menjadi pengelola sampah professional.

Annamma mengatakan, Hasiru Dala saat itu menawarkan untuk memberikannya sebuah kartu identitas profesi. Tentu saja, Annamma tak begitu saja percaya.

“Aku sempat takut karena ya, aku hanya pemungut sampah. Tapi mereka terus datang dan menanyakan informasi,” tuturnya.

Baca juga: Mengubah Nasib Para Pemulung Sampah di India, Lewat Produk Kecantikan

Ia berpikir dirinya memiliki pengalaman mengelola sampah, sehingga apa lagi alasan ia menolak tawaran mengelola dry waste collection center (pusat segregasi sampah kering) dari Hasiru Dala?

Annamma akhirnya mengambil kesempatan tersebut. Setelah melalui serangkaian proses, ia pun mendapatkan ID Card.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com