Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2019, 09:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Kini, Annamma menjadi satu dari beberapa pemulung sampah yang sudah dipercaya mengelola salah satu Dry Waste Collection Center (pusat pengelolaan sampah kering) di Bengaluru.

Tak hanya Annamma, pemulung sampah lainnya yang juga sukses bersama organisasi Hasiru Dala adalah Indira.

“Aku pemulung sampah, tapi aku tidak sembarang membuang sampah…” katanya.

Senyum tak pernah luntur dari wajah Indira, ia terus membanggakan profesinya dan dirinya sendiri yang tak pernah ikut mengotori lingkungan dengan sampah.

Annama ketika menunjukkan kartu identitas pekerjaannya.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Annama ketika menunjukkan kartu identitas pekerjaannya.
Indira adalah salah satu anggota terlama Hasiru Dala. Ia sudah 20 tahun memulung sampah di area Bengaluru, India.

Banyak hal yang bisa dibanggakan oleh Indira atas profesinya. Salah satunya adalah pernah menjadi representasi pemulung sampah di acara konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diselenggarakan di Indonesia.

Berbagai masalah seputar sampah dibahas dalam forum tersebut. Dengan bangga, ia menceritakan bagaimana masalah tersebut diatasi di negaranya, khususnya di Bengaluru.

Terutama bagaimana para pemungut sampah di kotanya memiliki kartu identitas yang mendukung profesi mereka sebagai pemulung sampah.

“Saat itu aku sarankan kepada orang-orang yang hadir di konferensi untuk ada sistem seperti kami. Banyak orang berbondong-bondong datang kepadaku untuk mencaritahu soal ini,” kata Indira.

Indira begitu senang dirinya memiliki kemampuan untuk berbagi informasi tentang pengelolaan sampah dari pengalamannya sebagai pemungut sampah.

Di samping itu, Indira juga tak menyangka bahwa pekerjaan yang sudah digelutinya selama puluhan tahun itu bisa membawanya bepergian menggunakan pesawat terbang.

“Aku tidak pernah berpikir akan naik pesawat dan mimpiku jadi kenyataan,” selorohnya.

Baca juga: Komunitas di Haiti Olah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen

Dari pemulung hingga enterpreneur

Pada 2013 lalu, Hasiru Dala mengupayakan diterbitkannya kartu identitas pekerjaan (occupational ID) resmi yang ditandatangani pemerintah setempat untuk para pemulung sampah.

Dengan kartu identitas tersebut, para pemulung bisa melakukan banyak hal yang sebelumnya terhambat. Seperti membuka rekening bank, pinjaman biaya pendidikan, hingga mendapat asuransi kesehatan dari pemerintah pusat.

Sekitar satu hingga dua tahun setelah kartu identitas tersebut diterbitkan, nasib para pemulung sampah perlahan semakin baik dan pendapatan yang mereka peroleh cenderung lebih stabil.

Hasiru Dala kini sudah mencetak puluhan enterpreneur atau orang-orang yang mengoordinasi pengelolaan sampah.

Para entrepreneur tersebut sudah bisa mempekerjakan sejumlah pemulung sampah lainnya dan mengatur operasional mobil sampah.

Hasiru Dala kemudian membagi mereka ke dalam beberapa kelompok untuk mengelola Dry Waste Collection center dan pusat daur ulang.

Setelah dikumpulkan, sampah kemudian dibawa ke pusat pemilahan, kemudian dijual ke industri daur ulang.

Para wanita yang bekerja memilah sampah di van unit yang dikelola oleh Shaktiman.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Para wanita yang bekerja memilah sampah di van unit yang dikelola oleh Shaktiman.

Selain Annamma, ada pula Krishna. Ia kini berstatus manajer di salah satu Dry Waste Collection Center. Dry Waste Collection Center sendiri merupakan fasilitas yang dibangun oleh pemerintah.

Namun, para enterpreneur diberi kepercayaan untuk mengelolanya. Termasuk untuk memerhatikan standar dan prosedur kerja yang berjalan di tempat tersebut.

Krishna bersama keluarganya sebelumnya adalah pemungut sampah sejak usia 12 tahun.

Neneknya mulai memungut sampah pada 1960, ketika jenis sampah plastik belum ada. Saat itu, yang banyak dihasilkan masih sampah kertas.

Krishna dan lima saudaranya yang lain mulai memulung sampah di sekitar tempat tinggal mereka, seperti dari toko-toko kecil.

Ketekunan Krishna membuatnya bisa berada di posisi saat ini. Ia menjadi Dry Waste Collection Center Manager sejak 2013.

Pada awalnya, para pemulung sampah mendatangi truk-truk sampah untuk memilah sampah tersebut. Namun lama-kelamaan mereka mulai mengumpulkan sendiri sampah-sampahnya dengan truk yang lebih besar dari pintu ke pintu.

Baca juga: Kemanusiaan dalam Kemasan Plastik Daur Ulang Pertama The Body Shop

Total ada sekitar 10 orang yang bekerja di Dry Waste Collection Center tersebut. Namun ketika jumlah sampah sedang lebih banyak, orang yang bekerja bisa sampai 12 orang.

"Ada empat orang untuk mengelola truk, dua sopir dan dua pembantunya. Lalu ada empat sampai lima orang yang bekerja di pusat pemilahan untuk memisahkan sampah," katanya.

Pengetahuan khusus

Kini, semakin banyak pemulung sampah yang menyadari bahwa perannya terhadap sektor pengelolaan sampah sangatlah penting.

Untuk semakin menunjang kemampuan para pemulung sampah, Hasiru Dala juga melatih dan membekali mereka dengan pengetahuan terkait.

Pekerjaan memilah sampah bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan skill serta energi dan waktu untuk memahami material plastik itu sendiri.

"Selain mendapatkan keamanan sosial dan tempat tinggal berkat ID card, standar hidup mereka juga mulai naik. Kami juga melatih mereka skill dan membantu meningkatkan pekerjaan mereka," kata Co-Founder Hasiru Dala, Nalini Shekar.

Hasiru Dala juga berkomunikasi dengan baik bersama organisasi-organisasi lainnya di seluruh India yang juga bekerja bersama para pemulung sampah.

Menurut Nalini, ada beberapa kelompok yang juga mengerjakan hal serupa dengan Hasiru Dala. 

Dengan komunikasi tersebut, Hasiru Dala dan organisasi-organisasi sejenis lainnya terus mempelajari bagaimana agar mereka terus membawa perubahan, khususnya di sektor pengelolaan sampah dalam skala nasional.

"Selalu ada informasi yang dibagi dalam forum ini. Jadi forum ini sangatlah penting karena Hasiru Dala tidak bisa meng-cover semua daerah di negara ini sendirian. India sangatlah luas," katanya.

Co-founder Hasiru Dala, Nalini Shekar.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Co-founder Hasiru Dala, Nalini Shekar.

Bekerja bersama para pemulung sampah memberikan kesan tersendiri bagi Nalini.

Menurutnya, para pemulung sampah memiliki kepribadian yang luar biasa. Mereka menghadapi banyak hal berat di luar sana, seperti kelelahan, menghadapi binatang liar, hingga diteriaki oleh masyarakat setempat dan polisi. Namun, mereka bisa tetap bisa tersenyum dan menikmati pekerjaannya.

"Aku menjadi lebih sedikit komplain tentang hidupku karena melihat seberat apapun hidup mereka, mereka tetap bekerja keras dan rajin. Aku merasa kuat berkat mereka. Aku tidak merasa ada yang harus aku protes tentang hidupku," kata Nalini.

Percaya diri

Nalini menambahkan, banyak dari mereka yang sebelumnya belum tahu bahwa kontribusi yang mereka berikan sangat besar bagi negara, bahkan menyelamatkan uang negara karena ikut mengelola sampah.

Ketika Hasiru Dala menyampaikan hal itu, mereka menjadi bangga dan percaya diri bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal baik. Kesadaran atas kontribusi merekalah yang pada akhirnya membantu mereka untuk lebih maju.

Dalam 20 tahun mendatang, Nalini berharap tidak ada lagi pemulung sampah yang masih hidup dalam ketidakpastian pendapatan. Pendapatan mereka haruslah lebih baik dan terprediksi.

Selain itu, ia juga berharap tidak ada lagi anak-anak yang harus terlibat dalam kegiatan memungut sampah.

Jika iya, mereka harus berada di posisi yang lebih tinggi, seperti manajer, pemilik bisnis, pendaur ulang sampah, dan lainnya.

"Mimpiku adalah membawa lebih banyak organisasi yang mendukung mereka, tidak harus Hasiru Dala yang hadir di daerah-daerah mereka tapi konsep Hasiru Dala bisa digunakan. Inilah cara yang aku inginkan agar semua pemulung dapat menikmati haknya dari pekerjaan ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com