Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2019, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Pola makan sehat tengah menjadi gaya hidup. Salah satu yang semakin populer adalah bahan makanan organik, termasuk susu sapi. Apa yang membedakannya dengan susu non-organik (konvensional?)

Menurut standar di berbagai negara, susu organik harus berasal dari sapi yang diternakkan tanpa menggunakan antibiotika, tidak diberikan hormon (baik untuk reproduksi atau pertumbuhan), dan diberi pakan organik.

Standar ini wajib dipenuhi peternak. Bila ada yang dilanggar maka sertifikasi organik tidak dapat diberikan.

Secara umum, semua jenis susu sapi mengandung kadar kalsium dan vitamin D yang sama. 

Walau begitu, ada beberapa penelitian yang mengungkap, sapi yang mayoritas pakannya berasal dari rumput memiliki kelebihan, yaitu kandungan asam lemak omega-3 (alpha-linolenic acid/ALA) lebih tinggi.

ALA diketahui bermanfaat untuk mengurangi inflamasi dan menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, serta diabetes. 

Baca juga: Makan Aman dengan Bahan Pangan Organik

Anne Evers Nikolajsen dari Innovation Direction Arla Innovation Center, menjelaskan, sebenarnya belum banyak penelitian yang bisa mendukung kesimpulan bahwa susu organik lebih sehat.

Tetapi, karena sapi diternakkan secara alami, maka susu yang dihasilkannya seharusnya juga bebas dari residu zat-zat kimia. 

Anak sapi atau pedet yang berumur dua bulan di sebuah peternakan di Denmark.KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Anak sapi atau pedet yang berumur dua bulan di sebuah peternakan di Denmark.

Arla Food, produsen produk susu di Denmark, merupakan perusahaan susu organik terbesar di dunia. Susu tersebut disuplai dari sekitar 10.000 peternak di Denmark, Swedia, Inggris, Jerman, Berlga, Luxemburg, dan Belanda.

Di Indonesia, Arla baru saja menjalin kerja sama dengan Indofood membuat joint venture untuk memproduksi susu dan produk turunannya.

Nikolaisen menjelaskan, saat ini konsumen menginginkan produk susu yang sehat, inovatif,  berkualitas tinggi, dan aman.

“Kami juga bekerja sama dengan banyak lembaga penelitian internasional untuk mengembangkan produk inovatif dengan rasa yang enak. Kami juga berusaha untuk mengamankan nutrisi susu yang bermanfaat,” katanya dalam diskusi dengan delegasi Indonesia di kantor Arla Inovation Center, Aarhus, Denmark, beberapa waktu lalu.

Walau tidak ingin buru-buru mengklaim lebih unggul dari pada susu biasa, tetapi konsumen yang semakin sadar kesehatan kini berusaha menambah porsi makanan alami dalam pola konsumsinya, termasuk produk susu organik.

Di negara Skandinavia ini, presentase produk organik yang dibeli konsumen saat berbelanja mencapai 80 persen. Satu dari tiga liter susu yang dibeli orang Denmark adalah susu organik.

Meickel, salah satu konsumen produk organik, mengatakan, mereka lebih memilih produk organik karena yakin tidak ada jejak pestisida atau pun antibiotik dalam produk tersebut.

“Bagi kami, pestisida adalah sesuatu yang tidak aman,” kata ayah dua orang anak usia prasekolah ini.

 Baca juga: Denmark, Surga Produk Organik

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com