Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2019, 16:28 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber menshealth

 

Tidak ada banyak bukti untuk menunjukkan dengan tepat apa yang terjadi ketika kita berpuasa.

Menurut Nathalie Sessions menyebut, hanya ada beberapa studi ilmiah yang menggunakan objek penelitian manusia.

Sebagian besarnya dilakukan pada hewan. Padahal, hewan dan manusia punya cara kerja tubuh yang berbeda.

Banyak teori mengatakan, puasa memberi waktu istirahat pada tubuh dan membantu tubuh memperbaiki sel-sel yang rusak. Proses ini dikenal dengan istilah autofagi.

Bukti-bukti menunjukkan, puasa bisa menurunkan kadar insulin.

Salah satunya adalah sebuah studi yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition pada 2005, misalnya.

Baca juga: Tak Perlu Hindari Makanan Lezat, Ada Cara Mudah Jaga Kalori

Hormon insulin diproduksi oleh pankreas untuk mengatur gula darah dan hormon lainnya.

Terlalu banyak insulin seringkali dikaitkan dengan risiko obesitas, penyakit jantung, dan risiko kesehatan lainnya.

Tapi, berapa berat badan yang bisa dihilangkan ketika menjalani intermittent fasting?

Ada satu hal yang perlu diingat, intermittent fasting tidaklah menjamin berat badan akan turun.

Pada teorinya, kita akan mengonsumsi kalori lebih sedikit karena kita memang mengurangi asupan makanan.

Meski begitu, kelebihan makan tetap mungkin terjadi meski kita tengah menjalankan puasa.

"Untuk mendapatkan manfaat dari puasa tersebut, pilihlah makanan yang tidak akan memicu peningkatan insulin," kata Sowa.

Beberapa makanan yang dimaksud antara lain burger, kentang goreng, dan shake pada waktu berbuka puasa.

Sowa merekomendasikan konsumsi makanan tinggi serat dan protein, seperti sayuran berdaun hijau, telur, dan ayam.

Penelitian tentang intermittent fasting bermacam-macam.

Menurut Sessions, beberapa studi mendemonstrasikan bahwa pola tersebut bisa menghasilkan penurunan berat badan hingga tujuh persen.

Namun, sebuah percobaan klinik yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine pada 2017 menunjukkan, intermittent fasting tidak lebih baik dari pembatasan kalori biasa.

Studi tersebut dilakukan terhadap penderita obesitas dewasa.

Apa yang bisa dimakan dan diminum selama puasa?

Halaman:
Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com