Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, Penyebab dan Cara Mengatasi Jerawat di Area Dagu

Kompas.com - 04/06/2019, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jerawat menjadi masalah umum yang kerap membuat banyak orang kehilangan rasa percaya diri.

Bukan hanya dialami para remaja, orang dewasa pun kerap bermasalah dengan jerawat.

Sekitar 80 persen remaja dan dewasa yang berusia 11-30 tahun mengalami jerawat.

Bahkan, beberapa orang yang berusia 40-50 tahunan juga tak luput dari masalah jerawat. Bagi orang dewasa, jerawat seringkali muncul di area dagu.

Baca juga: Melihat Hubungan antara Minum Susu dan Jerawat

Menurut ahli dermatologi Doris Day, jerawat di area dagu biasanya disebabkan oleh struktur hormon.

"Kadang-kadang terjadi pada wanita yang berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal, atau berkembang setelah masa remaja sebagai bentuk jerawat dewasa," ucap dia.

Day menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit demi mendapatkan pemahamam yang lebih spesifik tentang jenis kulit kita dan bagaimana reaksinya.

"Berbagai pengobatan bisa dipilih, termasuk kontrasepsi hormonal, aldakton dan obat topikal seperti benzoil peroksida, antibiotik topikal atau oral, dan retinoid," kata dia.

Namun, berkonsultasi dengan ahlinya dapat memastikan kita mendapatkan obat yang tepat sesuai jenis kulit, karena pengobatan yang salah bisa berakibat iritasi.

Menurut Day, ada banyak riset tentang jerawat yang mengaitkannya dengan efek makanan, ketidakseimbangan hormon, berbagai jenis bakteri, serta perawatan.

Salah satu penelitian tersebut menemukan jerawat menjadi masalah yang terus-menerus terjadi pada orang-orang dari segala usia.

Baca juga: Cermati, 5 Masalah Kesehatan yang Ditandai dengan Jerawat

Tapi, wanita menjadi yang paling terpengaruh karena ketidakseimbangan hormon. Di sisi lain, nutrisi dan diet juga bisa berperan.

Beberapa penelitian menunjukkan asam lemak esensial seperti minyak ikan omega-3 dapat membantu menyeimbangkan minyak kulit dan meringankan jerawat.

Sementara itu, makanan tinggi glikemik seperti roti putih, keripik kentang, dan sereal bergula dapat menyeimbangkan hormon dan menyebabkan lebih banyak jerawat.

Menurut Whitney Bowe, ahli dermatologi dari New York, probiotik bisa menjadi solusi potensial untuk mengatasi jerawat.

Mirip dengan cara antibiotik yang dapat memerangi jerawat, probiotik dapat membantu melawan bakteri berbahaya yang memicu peradangan.

Baca juga: Cermati, 5 Masalah Kesehatan yang Ditandai dengan Jerawat

Bowe mengatakan, para peneliti saat ini sedang mempelajari bagaimana bakteri sehat dapat digunakan secara topikal pada kulit atau dikonsumsi secara oral untuk mendapatkan manfaat kondisi kulit ini.

Cara lain untuk mengatasi jerawat, kata Bowe, adalah dengan berolahraga beberapa kali seminggu untuk mengurangi kadar kortisol.

Kadar kortisol yang meningkat dapat memicu respons peradangan dalam tubuh yang dapat memperburuk pori-pori dan mendorong timbulnya jerawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com