Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic Pondok Indah, serta Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine.

Hilangkan Dengkur Cegah Berbagai Penyakit

Kompas.com - 11/06/2019, 11:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bertubuh langsing, rajin olahraga, pola makan sehat, tetapi kok masih bermasalah dengan jantung, diabetes, atau bahkan kanker. Mungkin dari ngorok?

Ya, dengkuran malam tak bisa dianggap remeh. Mendengkur, bagi sebagian orang sudah dianggap biasa. Apalagi di Indonesia, ngorok dianggap sebagai tidur yang pulas.

Mendengkur merupakan tanda utama dari penyakit tidur bernama sleep apnea, yang artinya henti nafas saat tidur. 

Dalam tidur saluran nafas melemas hingga menyempit. Sekali waktu penderitanya tercekik, lalu diikuti dengan suara tersedak atau bahkan terbatuk-batuk. Ini yang parah, sering kali ditemukan penderitanya hanya mendengkur lembut.

Sleep Apnea

Saat nafas tercekik, mekanisme tubuh akan membangunkan otak untuk menarik nafas, dan tidur kembali setelahnya. Episode bangun ini singkat sekali, sehingga penderita tak terjaga.

Micro arousal yang berulang kali dialami sepanjang malam, membuat proses tidur terpotong-potong. Akibatnya? Satu gejala khas lagi dari sleep apnea. Hipersomnia, yang artinya kantuk berlebihan.

Micro arousal bisa sebabkan kantuk berlebihan, yang pada gilirannya sebabkan micro sleep ketika beraktivitas. 

Betapa berbahayanya micro sleep ini jika terjadi saat berkendara. Ini sebabnya para pendengkur disarankan untuk tidak berkendara. Di beberapa negara maju, bahkan harus merekomendasikan penahanan SIM sampai dinyatakan sehat kembali.

Baca juga: Mendengkur Bisa Jadi Tanda Adanya Penyakit

Di Amerika diperkirakan ada 9 persen wanita menderita sleep apnea, sedangkan pada pria prosentasenya 24 persen. Kebanyakan berusia paruh baya.

Sayangnya 9 dari 10 penderita, tidak didiagnosis, apalagi dirawat dengan benar. Kenapa? Sederhana, mendengkur tak dianggap berbahaya.

Di Indonesia dengan jumlah penderita sekitar 17 persen populasi, jumlah yang dirawat tentu jauh lebih sedikit lagi. Padahal, akibat dari mendengkur tak bisa diremehkan sama sekali. 

Penyakit jantung, hipertensi, diabetes, depresi, kanker, kematian hingga impotensi adalah akibat langsung dari sleep apnea. Tahukah Anda bahwa untuk kesehatan jantung, ngorok lebih berbahaya dibanding kolesterol maupun kebiasaan merokok?

Kanker

Berbagai penelitian terdahulu sudah menunjukkan bagaimana sleep apnea akan meningkatkan risiko kanker. 

Pada tikus yang disuntikkan sel tumor, oksigen lingkungan dikondisikan agar mirip seperti sleep apnea. Kelompok yang setiap tidur oksigen di-naik-turun-kan seperti nafas yang terhenti berulang kali, sel-sel tumor tumbuh menjadi kanker.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com