Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/06/2019, 07:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi beberapa orang, memiliki jadwal harian terperinci adalah suatu keharusan agar aktivitas mereka berjalan sempurna.

Bahkan, beberapa orang pun bisa merasa cemas karena hal sepele seperti pakaian di lemari yang tidak tertata sesuai dengan warnanya.

Lalu, tak sedikit orang yang memiliki sikap perfeksionis, sehingga segala sesuatunya ingin berjalan sempurna tanpa ada kesalahan sekecil apa pun.

Namun, sikap perfeksionis tersebut bisa juga disebabkan karena penyakit mental obsessive compulsive disorder (OCD) atau gangguan obsesif kompulsif.

OCD bisa disebabkan karena sikap perfeksionisme. Namun, sifat perfeksionisme tidak terlalu ekstrem seperti OCD.

Baca juga: Bahayanya Menjadi Perfeksionis

"Dari tingkat tinggi, cara terbaik untuk berpikir antara OCD dan perfeksionisme adalah dengan berpikir tentang siapa yang dilayani oleh perilaku ini dan siapa yang mengganggu?"

Demikian dikatakan psikiater Joseph Baskin.

Menurut Baskin, orang dengan gangguan obsesif-kompulsif tahu bahwa perilaku mereka bermasalah tetapi mereka tidak bisa menghentikannya.

Sementara itu, orang-orang dengan perfeksionisme tidak peduli dan berusaha sebisa mungkin agar hidup mereka teratur.

OCD adalah gangguan kesehatan mental yang melibatkan pikiran berulang, tidak diinginkan, atau dorongan yang menyebabkan kecemasan seseorang.

Untuk mengurangi kecemasan itu, individu melakukan tindakan atau ritual kompulsif.

Kadang-kadang tindakan yang mereka lakukan tidak selalu terkait dengan ketakutan atau kecemasan yang mereka coba atasi.

Mereka mungkin mengerti apa yang mereka lakukan itu tidak rasional tetapi masih menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukannya.

Penderita OCD terkadang takut kuman atau ingin menghitung kebutuhan atau hal-hal tertentu dalam jumlah tertentu.

"Terkadang itu hanya pemikiran obsesif bahwa mereka tidak bisa keluar dari kepala mereka," tambah Baskin.

Baca juga: Orang yang Sering Begadang Berisiko Alami Gangguan Cemas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com