KOMPAS.com - Bahaya pemakaian sepatu bertumit tinggi alias high heels memang bukan hal baru. Walau begitu, masih banyak profesi yang mewajibkan karyawatinya mengenakan sepatu jenis ini karena alasan penampilan.
Pekan lalu, para perempuan Jepang mengkampanyekan gerakan untuk melarang para pekerja dipaksa mematuhi aturan terkait alas kaki.
Kampanye #KuToo tersebut digaungkan sebagau respons terhadap para pemberi kerja di Jepang yang mewajibkan pekerja perempuannya menggunakan high heels.
Gerakan tersebut mendapatkan dukungan global. Banyak orang yang kemudian memprotes busana kerja yang dianggap tidak adil tersebut yang membuat para perempuan mengorbankan kesehatannya.
Dampak pemakaian sepatu berhak tinggi ternyata bukan cuma dirasakan oleh kaki.
Pakar Osteopati teregistrasi Tim Allerdyce mengatakan bahwa tipe sepatu tersebut bisa merusak kaki. Jika terlalu sering digunakan, bisa menimbulkan masalah mulai dari masalah jempol hingga tulang belakang.
"Masalah pertama adalah kemungkinan munculnya benjolan sakit pada bagian luar jempol kaki," kata Tim.
Benjolan tersebut memberi tekanan pada bagian depan kaki dan tulangnya yang dapat menyebabkan penyimpangan pada area jempol kaki. Ini akan terlihat kurang bagus dan juga rasa sakit.
Baca juga: Cara Kate Middleton memakai High Heels Tanpa Rasa Sakit
Masalah otot betis kencang juga bisa dialami jika bagian tumit kita terangkat. Kondisi tersebut bisa memperpendek otot betis.
"Tumit yang terangkat mungkin membuat penampilan bisa terlihat seperti rajin olahraga otot, tetapi ini bisa memperpendek otot sehingga memiliki dampak biomekanik pada kaki untuk jangka panjang," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.