Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2019, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Kebotakan adalah hal umum sekaligus menjadi momok di kalangan pria. Sekitar dua pertiga pria akan mengalami kebotakan saat mereka berada di pertengahan usia 30 tahunan.

Sebagian pria mungkin menerima keadaan dengan mencukur plontos rambutnya. Namun, banyak juga yang mencari terapi terkini untuk melawan kebotakan yang terjadi.

Menurut pakar kerontokan rambut di klinik Cleveland, Dr Melissa Piliang, memang tidak ada "ramuan" ajaib untuk menumbuhkan kembali rambut yang telah rontok.

Namun, menurutnya ada lima cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kebotakan. Berikut cara tersebut.

1. Meditasi dan olahraga

Kemunculan kebotakan makin dipercepat oleh stres. Kondisi tersebut membuat folikel rambut berada dalam tahap istirahat sehingga rambut tak lagi tumbuh.

Menurut Piliang, kecemasan bisa membuat produksi kortisol meningkat yang menyebabkan kadar hormon lain berfluktuasi. Hal ini mempercepat proses kebotakan, terutama jika ada "bakat" botak secara genetis.

Mengelola stres dapat membantu mengatasi hal ini. Salah satunya dengan rutin melakukan meditasi untuk mengurangi kecemasan. Berolahraga juga bisa mengurangi hormon stres dan melancarkan sirkulasi darah.

Baca juga: Cegah Botak, Konsumsi Makanan yang Menutrisi Rambut

2. Gunakan minoxidil (rogaine)

Rogaine, obat oles yang telah disetujui FDA ini memang tidak akan mengembalikan rambut yang hilang. Tapi, dapat membantu mempertahankan rambut yang tersisa.

Obat tersebut juga dapat meningkatkan aliran darah dan memberikan lebih banyak oksigen dan nutrisi ke folikel rambut.

Namun, rogaine dalam bentuk liquid dapat menyebabkan iritasi dan rambut berminyak. Oleh karena itu, dikomendasikan jenis obat dengan kandungan busa hanya lima persen.

3. Terapi laser

Selain minoxidil dan finasteride, terapi dengan laser adalah satu-satunya perawatan rambut rontok lainnya yang disetujui oleh FDA dalam beberapa tahun terakhir.

Perangkat laser menggunakan tingkat cahaya yang rendah dan dijual sebagai tongkat semacam sisir atau helm.

Untuk mendapatkan hasilnya, gunakan perangkat tersebut sekitar 25 menit setiap hari.

Dalam sebuah penelitian besar, yang diterbitkan pada tahun 2014 di American Journal of Clinical Dermatology, pria yang menggunakan terapi laser tiga kali seminggu di kepala mengalami peningkatan kepadatan rambut setelah 26 minggu.

Baca juga: Mengapa Milenial Alami Kebotakan Lebih Cepat?

4. Sampo ketoconazole

Ganti sampi yang biasa digunakan dengan sampo yang mengandung ketoconazole satu persen. Kita bisa meminta dokter untuk meresapkan sampo yang mengandung dua persen ketoconazole.

"Sampo ini dipasarkan sebagai bahan antiketombe, tetapi ada penelitian mengklaim ketoconazole sebagai anti-androgen," kata Piliang.

Anti-androgen dapat memblokir konversi testosteron menjadi dihidrotestosteron, hormon yang mengecilkan folikel rambut.

Untuk menggunakannya, pijat shampo ke kulit kepala, tunggu dua hingga tiga menit dan bilas.

5. Vitamin D

Beberapa kasus rambut rontok telah dikaitkan dengan rendahnya konsumsi vitamin D.

Sebuah studi dalam British Journal of Dermatology membukitikan penderita alopecia areata, kelainan autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut, tiga kali lebih mungkin mengalami defisiensi D dibandingkan mereka yang memiliki rambut sehat.

"Vitamin D membantu mengatur ulang fase pertumbuhan rambut," ucap Piliang.

Kita juga bisa mengonsumsi makanan kaya Vitamin D - seperti ikan marlin, salmon, tuna, susu dan jus jeruk - untuk meningkatkan pertumbuhan rambut.

Meski begitu, jangan biarkan kepala yang mulai botak terpapar sinar matahari untuk meningkatkan produksi vitamin D karena akan meningkatkan risiko kanker kulit.

Baca juga: Sering Pakai Topi Bikin Pria Cepat Botak, Benarkah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com