Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peduli Lingkungan Lewat Gerakan Taman Bunga di Pekarangan

Kompas.com - 19/06/2019, 19:34 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peduli terhadap kelestarian lingkungan bisa dimulai lewat banyak hal, termasuk hal sederhana seperti merawat taman bunga di halaman rumah.

Sebuah taman bunga yang indah dan terawat secara psikologis akan membawa kebahagiaan, tak hanya untuk pemilik rumah tapi juga pada mereka yang melihatnya.

"Taman yang indah, terawat, colorful pasti akan membuat hati kita terhibur."

Hal itu diungkapkan oleh salah satu juri International Flower Competition (IFC), Zsa Zsa Yusharyahya ketika ditemui di iNews Building, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).

Zsa Zsa menambahkan, memiliki taman bunga tak sekadar mengisi tanah kosong. Proses yang dilakukan hingga bunga-bunga tumbuh subur menurutnya bisa memberikan pengalaman tersendiri. Mulai dari menata, membersihkan hingga memelihara bunga-bunga yang telah tumbuh.

Bagi yang ingin memulainya, Zsa Zsa menyarankan untuk memilih bunga yang paling mudah diperoleh di daerah tempat tinggal kita.

"Lihat lingkungan sekitar kita. Di Indonesia kan setiap pulau, kota, wilayah punya bunga khas-nya masing-masing," kata Zsa Zsa.

Memahami karakter atau arti dari setiap bunga bisa menjadi nilai berikutnya yang dicari. Zsa Zsa sendiri menyukai bunga anggrek karena eksotismenya.

"Makna yang dicari setiap orang berbeda-beda. Untuk saya, anggrek eksotis. Mungkin buat orang makna yang dicari romantis," ucapnya.

Baca juga: Yuk, Isi Waktu Luang dengan Berkebun

Juri International Flower Competition (IFC) Zsa Zsa Yusharyahya, Sales & MarketIng Director iNews Esmal Diansyah, owner Hanging Gardens of Bali Nir Peretz, dan penyanyi Ghaitsa Kenang pada konferensi pers di iNews Building, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Juri International Flower Competition (IFC) Zsa Zsa Yusharyahya, Sales & MarketIng Director iNews Esmal Diansyah, owner Hanging Gardens of Bali Nir Peretz, dan penyanyi Ghaitsa Kenang pada konferensi pers di iNews Building, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).

Gerakan peduli lingkungan 

Menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan menjadi gagasan awal diadakannya International Flower Competition (IFC).

Kompetisi yang diadakan oleh Hanging Garden of Bali bersama iNews tersebut juga diawali dari keprihatinan mereka terhadap tingginya jumlah sampah plastik di Bali.

Menanam bunga hingga menjadi taman yang asri adalah salah satu langkah kecil untuk ikut menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan.

Baca juga: Indahnya Taman Bunga Alamanda yang “Instagramable” di Jogja

IFC meminta kepada para peserta untuk menanam bunga di halaman depan rumahnya sehingga semua orang yang melewati halaman rumah mereka akan melihat taman tersebut.

"Ini bukan kompetisi yang sekadar cantik-cantikan. Ini adalah gerakan agar masyarakat peduli terhadap lingkungannya. Taman itu bisa dinikmati oleh semua yang melewati depan rumahnya," kata Zsa Zsa.

Tercatat 185 peserta lolos seleksi pendaftaran, 10 di antaranya menjadi finalis. Puncak kompetisi akan diadakan Sabtu (29/6/2019) di Lapangan Renon-Monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Bali.

Salah satu kriteria penilaian adalah bagaimana sang calon pemenang tak hanya memiliki taman bunga yang indah, tetapi juga bisa memberi pengaruh pada sekitar.

"Salah satu kriteria utama adalah bagaimana taman tersebut sebelum dan sesudah kompetisi, bagaimana dampaknya misalnya pada tetangga dan sekitar," ujarnya.

Ke depannya, mereka berharap kompetisi ini juga bisa diadakan di kota-kota lainnya di Indonesia dan bisa menjadi sebuah kompetisi berskala global.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com