Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Setiap Mau Sekolah, Apakah Ini Serangan Cemas?

Kompas.com - 21/06/2019, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Pernahkah Si Kecil tiba-tiba mengeluh sakit ketika hendak berangkat sekolah? Dan hal ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali, tapi hampir setiap hari.

Keluhan sakitnya bermacam-macam, tapi yang paling sering dikeluhkan adalah sakit perut.

Awalnya Anda mungkin akan membiarkannya tidak masuk sekolah dan menyuruhnya beristirahat. Tapi, ketika hal ini terus berlangsung, Anda pasti bertanya-tanya, apa yang terjadi?

Benarkah Si Kecil sakit perut? Atau ia sesungguhnya mengalami serangan cemas atau yang kerap disebut psikosomatis?

Faktanya, seperti dilansir dari pulse.seattlechildrens.or, bukan hal yang aneh bagi anak-anak untuk mengeluh sakit perut ketika mereka akan masuk di awal tahun ajaran sekolah, sebelum ujian, sebelum pertandingan olahraga, atau sebelum penampilan mereka di atas panggung.

Hal ini disebabkan tingkat stres dan serangan cemas mereka berada pada titik tertinggi. Bagi orangtua, hal ini tentu membuat khawatir. Apalagi ketika berbagai obat dan teknik tak mampu meredakan gejala 'sakit perut'.

Dr. Nicole Sawangpont Pattamanuch, seorang ahli gastroenterologi di Seattle Children's, memberi tips untuk mengenali gejala sakit perut yang berkaitan dengan stres dan serangan cemas anak. Plus, merekomendasikan teknik untuk meringankan ketidaknyamanan yang mereka rasakan.

Penyebab anak cemas

Suatu perubahan, pengalaman, atau suasana baru seringkali menyebabkan anak jadi stres. Sekolah adalah salah satu pemicu stres yang paling sering pada anak. Kondisi ini juga bisa memicu serangan cemas.

Reaksi anak menghadapi suasana baru dan hal-hal yang menekannya bisa bermacam-macam, misalnya berupa keluhan fisik seperti sakit perut, keringat dingin, dan sakit kepala; atau bereaksi dengan menangis.

Baca juga: Kenali Tanda-tanda Anak Stres

Kadang-kadang, ketika anak mengeluh sakit, Anda mungkin tidak dapat menemukan apa penyakitnya. Inilah yang disebut sebagai gejala psikosomatis.

Ajak anak mengidentifikasi rasa sakit

Menurut Pattamanuch, anak-anak harus dapat mengidentifikasi pemicu yang memperburuk gejala sakit perut yang mereka alami.

Tujuannya, agar anak tahu bahwa sakit perut yang dialaminya sesungguhnya merupakan bentuk dari serangan cemas, dan bukannya sakit perut fungsional akibat salah makan atau penyebab lainnya.

Anda dapat meminta anak untuk berbaring di ruangan yang tenang dan mendengarkan suara detak jantung dan pernapasan mereka.

Selain memungkinkan anak-anak untuk menghilangkan stres, ini juga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan detak jantung mereka.

Ilustrasi anak belajarmangpor_2004 Ilustrasi anak belajar

Lakukan ini untuk membantu

Orangtua tentu tak perlu buru-buru memberinya obat sakit perut. Cukup berikan Si Kecil secangkir teh peppermint hangat yang dapat membantu menenangkan perut dan mengurangi rasa mual karena serangan cemas.

Kemudian, untuk selanjutnya, orangtua bisa melakukan hal-hal berikut ini:

- Ajari Si Kecil untuk mengelola emosi mereka. Anak-anak perlu belajar mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat.

- Selalu tanyakan kepada anak tentang hari mereka. Menunjukkan kepedulian pada hari yang dialami anak dapat memberi Anda petunjuk tentang apa yang mungkin mengganggu mereka.

- Hindari memarahi anak jika mereka tidak dapat mengungkapkan apa yang sedang terjadi. Hal ini hanya akan memperburuk keadaan.

- Cari bantuan psikolog untuk penanganan lebih lanjut.

Nah, berhubung awal tahun ajaran baru sudah akan dimulai sebentar lagi, pastikan Anda sudah mulai mengobservasi dan mengevaluasi kalau-kalau Si Kecil mendadak mengeluh sakit perut menjelang berangkat sekolah karena serangan cemas ya.

Artikel ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Orami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com