BANDUNG, KOMPAS.com –Sebanyak 16 foto terpajang di dinding dan tengah ruangan Galeri Hidayat, Jalan Sulanjana Bandung.
Foto-foto tersebut menggambarkan ekspresi cinta para perempuan terhadap tubuh mereka melalui tato.
Desain-desain tato tersebut bukan hanya sekadar torehan tinta biasa. Namun mengandung banyak makna. Makna kebebasan, perjuangan, perlawanan terhadap diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat pada umumnya.
Sang seniman, Lilu Herlambang, mengadakan pameran ini bukannya tanpa maksud. Ia sengaja menggelar pameran untuk menyentil sekaligus membuka diskusi tentang tato dan perempuan.
“Pandangan orang (Indonesia) terhadap tato masih buruk. Jalan-jalan, diliatin. Kerap ada yang bilang kamu masih muda sudah tatoan, gimana nanti tuanya’,” ujar Lilu kepada Kompas.com saat pembukaan pameran CIN(TA)TTOOKEPADAKU (Cintaku Kepadaku), Jumat (21/6/2019) malam.
Lewat pameran ini pula, ia ingin berbagi, meski tatoan, ia ataupun para model yang ada di foto tidak seburuk yang dipikirkan orang-orang. Sebab setiap orang, memiliki cerita mengapa mereka mentato tubuhnya.
Seperti tato pertama yang dibuatnya di kaki. Ukuran tato bergambar lotus itu kecil namun mengandung banyak makna, di antaranya perjuangan.
Begitupun dengan Muthiara yang merajah tubuhnya dengan tato Mentawai. Baginya, tato tersebut memberikan kekuatan pada dirinya dari dalam dan mengandung banyak makna.
Konsep Foto
Foto-foto tersebut diambil dalam waktu sekitar enam bulan. Awalnya foto-foto tersebut merupakan tugas akhir Lilu di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.