Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Berbagai Penyebab Sering Terbangun di Tengah Malam

Kompas.com - 24/06/2019, 11:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika kamu merasakan tidak punya masalah untuk tertidur di malam hari namun kerap terbangun tengah malam tanpa alasan apa pun, maka kamu tidak sendirian.

Kondisi itu wajar terjadi, selama kamu bisa dengan mudah kembali tidur.

Spesialis ilmu tidur dari Virginia Mason Medical Center di Seattle, Brandon Peters menjelaskan pandangannya.

Dia menyebut, kondisi terbangun di tengah malam, di akhir siklus tidur (setiap 90-120 menit) adalah hal yang normal.

"Jika kamu terbangun kurang dari lima menit, maka fase terbangun tersebut biasanya bahkan tidak teringat," kata Peters.

Namun, jika kamu terbangun lebih lama dari itu, dan terjadi lebih dari 3-4 kali dalam satu malam, disertai rasa pusing keesokan harinya, maka penting untuk mencari tahu penyebabnya.

Baca juga: Anak Tidur Siang di Sekolah, Lebih Bahagia dan Cerdas

"Penyebab bangun tidur tiba-tiba yang abnormal bermacam-macam, mulai dari sleep apnea dan gangguan suara-suara lingkungan," ujar dia.

Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan kita bangun di tengah malam.

Minum segelas wine sebelum tidur, misalnya, bisa mengganggu tidur dan membuat kita ingin pipis ketika tidur.

Selain itu, menurut ahli ilmu tidur sekaligus founder Menlo Park Psychiatry and Sleep Medicine, Alex Dimitriu, kondisi seperti kecemasan dan depresi juga bisa membuat kita terbangun di tengah tidur.

Nah, ada beberapa solusi sederhana yang bisa membuat kita mendapatkan tidur lebih banyak.

Jika kita menyadari mengalami sleep apnea, di mana beberapa gejalanya adalah mendengkur dan megap-megap di tengah tidur, maka penting untuk berkonsultasi dengan dokter.

Dokter akan membantu kita mendiagnosa masalah dan memberikan penanganan yang tepat.

"Perawatannya termasuk alat pernafasan yang disebut continuous positive airway pressure (CPAP) therapy, alat oral dari dokter gigi spesialis, operasi, penurunan berat badan, dan intervensi lainnya," kata Peter.

Sementara, untuk gangguan suara lingkungan, seperti televisi dari rumah tetangga sebelah, sebuah white noise machine bisa membantu menciptakan suara-suara familiar yang bisa membantu otak beristirahat.

Baca juga: Pentingnya Memberi Tidur Berkualitas pada Bayi...

Sedangkan jika kerap terbangun di tengah malam karena konsumsi alkohol, Dimitriu menyarankan agar kamu mengurangi konsumsi alkohol beberapa jam sebelum tidur.

Hal ini dilakukan untuk menghindari gejala putus obat (withdrawal syndrome), yang bisa membuatmu sulit tertidur dan membangunkanmu di tengah malam.

Kemudian, jika kamu terbangun untuk pergi ke kamar kecil, mungkin kamu tidur kurang nyenyak. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor.

"Ketika tubuh dalam fase tidur nyenyak, tubuh akan memproduksi hormon antidiuretik yang memungkinkan kita tidak pergi ke kamar kecil selama 7-8 jam di malam hari," kata Dimitriu.

Sebab ketika tidur terganggu, hormon kita juga akan terganggu. Sehingga kita akan merasa ingin pergi ke kamar kecil jika terbangun di tengah malam.

Namun, bukan keinginan untuk buang air kecil yang membuat mereka bangun, melainkan karena tidur mereka tidak nyenyak.

Ada pun jika kamu terbangun di tengah malam karena gejala kecemasan atau depresi, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

Langkah ini dilakukan untuk mencari bantuan dan agar kamu bisa kembali tidur dengan lebih baik.

Kecemasan, depresi dan sleep apnea juga menyebabkan terjadinya insomnia dini hari.

Maka jika hal ini terjadi padamu secara rutin, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendalami gangguan yang terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com