JAKARTA, KOMPAS.com - Diet membatasi kalori atau makanan tertentu menjadi syarat untuk menurunkan berat badan. Namun, tak sedikit orang mengeluhkan berat badannya tak kunjung turun meski sudah diet ketat dan olahraga.
Sebaliknya, ada orang yang makannya tidak diatur namun tubuhnya selalu langsing.
Contoh tersebut hanyalah sedikit dari banyaknya kasus yang menunjukkan bahwa faktor genetika (DNA) sangat berpengaruh terhadap kesehatan serta bagaimana tubuh merespons nutrisi dan kebiasaan olahraga.
Ilmu yang mempelajari hubungan keduanya disebut nutrigenomik.
"Ini bisa menjadi pendekatan untuk menerapkan pola hidup sehat berbasis genetik," kata Product Specialist Laboratorium klinik Prodia, Siska Darmayanti, S.Si, M. Farm pada acara SOGO Department Store anniversary di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2019).
Dengan melakukan tes genetik, kita bisa mengetahui pola makan dan olahraga yang sesuai dengan gen kita sehingga pola hidup yang diterapkan lebih efektif bagi kesehatan.
Lebih jauh, menerapkan pola makan dan olahraga yang tepat bagi diri kita secara personal bisa menjauhkan kita dari munculnya penyakit tidak menular, di antaranya obesitas, diabetes, penyakit metabolik, dan lainnya.
Di Indonesia, nutrigenomik menurut Siska masih sangat baru dan belum semua dokter gizi klinik menerapkannya.
Untuk melakukan tes ini, kita cukup melakukan pengambilan sampel darah di laboratorium, sekitar 3 ml. Kemudian, gen terkait nutrisi dan olahraga kita akan dideteksi.
Karena bukan pemeriksaan yang bersifat diagnosis, maka pemeriksaan ini bisa dilakukan dalam kondisi apapun.
Baca juga: Apakah Faktor Genetik Berpengaruh pada Kemampuan Atletik Seseorang?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.