Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2019, 19:43 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Ketika seseorang mengalami kehilangan, ada tendensi untuk menjauhkan perasaan-perasaan sedih tersebut."

"Namun hal itu justru memperlambat masa pemulihan," kata Zarrabi.

Lalu, Pakar kesehatan mental dan adiksi sekaligus pendiri Capo by the Sea Rehab di San Juan Capistrano, John Kahal juga memberikan pendapatnya.

Dia menyebut, ketika menghadapi putus cinta, salah satu cara paling umum yang dilakukan banyak orang adalah dengan menenggelamkan diri mereka di dalam kesedihan lewat alkohol atau pemulihan diri.

"Itu bisa menjadi cara untuk membuat diri nyaman dan mengabaikan rasa sedih atau kesepian ketika rasa sakit yang dialami masih sangat segar," kata dia.

Kahal maupun Zarrabi mengatakan, alih-alih membuang rasa sedih itu, melampiaskan rasa sedih pada sesuatu menjadi cara yang lebih baik.

Keduanya menekankan pentingnya proses pemulihan pasca-putus cinta.

Kahal menyarankan untuk melakukan sedikit detoksifikasi dari alkohol dan membiarkan emosi itu ada pada dirimu.

"Cara ini akan memungkinkanmu mendapatkan beberapa perspektif baru yang sangat penting untuk proses 'move on'," kata Kahal.

Baca juga: Trauma Anak-anak yang Orangtuanya Pecandu Narkoba

7. Putus cinta memicu trauma lama

Terapis dari Emboldened Counseling di Denver, Colorado, Emmy Crouter, LSW mencatat, kejadian di masa lalu juga bisa memengaruhi masa pemulihan pasca putus-hubungan.

Crouter mencontohkan, seseorang yang datang dari keluarga 'broken home', kerap mengalami kekerasan di masa kecil, atau bahkan hanya mengalami salah paham terutama dari orangtua atau pengasuhnya, mungkin pernah mengalami rasa kehilangan yang serupa.

Putus cinta kemudian memicu munculnya perasaan lama tersebut karena melibatkan sosok yang penting dalam hidup.

"Terkadang apa yang membuat sedih bukanlah putus cintanya, tapi arti di balik putus cinta tersebut dan memori-memori lama yang kembali," kata Crouter.

Untuk kasus ini, Crouter menyarankan terapi sebagai cara yang efektif untuk mengeksplorasi pola seseorang terhadap orang terdekat, dan bagaimana pengalaman hubungan mereka di masa lalu.

Nah, jika kita mengalami hal-hal tersebut, apa yang harus kita lakukan?

Cobalah perhatikan apa yang membuatmu sulit "move on" dari hubungan masa lalu. Berikutnya, ambil aksi untuk proses pemulihan.

Selain mencaritahu alasan spesifik mengapa kamu sulit melupakan mantan, ada metode konkret yang bisa kamu implementasikan ke kehidupan sehari-hari.

Misalnya, membuat batasan penggunan media sosial, mulai latihan meditasi, atau menuangkan perasaan lewat catatan untuk meredakan kegelisahan yang dirasakan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com