Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2019, 15:12 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber ELLE

KOMPAS.com - Jerawat memang identik dengan masa pubertas. Walau begitu, ada juga orang yang sudah tergolong dewasa namun masih diganggu oleh jerawat. Malah, sekitar 80 persen remaja dan orang dewasa berusia 11-30 tahun punya masalah jerawat.

Pada orang dewasa, jerawat paling sering muncul di bagian dagu. Menurut dokter spesialis kulit Doris Day, penyebab jerawat di dagu adalah hormon yang tidak seimbang.

“Terkadang karena seorang wanita berhenti minum pil KB atau bisa juga jerawat itu muncul bertahun-tahun setelah lewat masa remaja,” katanya.  

Day yang mimiliki spesialisasi bidang dermatologi dan kosmetik ini  merekomendasikan untuk pergi ke dokter kulit jika ingin mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang jenis kulit spesifik Anda dan reaksinya.

“Beragam perawatan bisa efektif, termasuk kontrasepsi hormonal, obat-obatan topikal, antibiotic oral, dan retinoid,” katanya.

Memeriksakan masalah kulit ke dokter, menurut Doy, akan membantu kita menemukan terapi yang tepat. Sembarangan memakai obat justru akan membuat kulit iritasi.

Ada banyak faktor yang memengaruhi timbulnya jerawat, termasuk makanan hingga bakteri di kulit. Tetapi, menurut Doy, yang paling berpengaruh adalah ketidakseimbangan hormon.

Baca juga: Viral soal Antibiotik Dijadikan Obat Jerawat, Ini Kata Dokter

Makanan

Nutrisi dan pola makan memang bisa membantu mencegah jerawat. Beberapa penelitian menunjukkan asam lemak esensial seperti minyak ikan omega-3 dapat menyeimbangkan kadar minyak di kulit serta meringankan jerawat.

"Makanan tinggi glikemik seperti roti putih, keripik kentang, dan sereal sarapan manis dapat membuat  hormon tidak seimbang sehingga mengacu jerawat untuk bertumbuh,” katanya.

Menurut Whitney Bowe, seorang ahli dermatologi New York City terkemuka dan berspesialisasi dalam peremajaan kulit, probiotik juga penting untuk mengatasi jerawat. Probiotik  dapat membantu melawan pemicu peradangan.

Bowe mengatakan bahwa para peneliti saat ini sedang mempelajari bagaimana bakteri sehat dapat digunakan secara topikal pada kulit atau dikonsumsi secara oral untuk mendapatkan manfaat kondisi kulit ini.

Solusi lainnya, olahraga. Cobalah untuk berkeringat beberapa kali seminggu untuk mengurangi kadar kortisol. 

“Kadar kortisol yang meningkat dapat memicu respons peradangan dalam tubuh yang dapat memperburuk pori-pori dan mendorong timbulnya jerawat,” katanya. (Nishya Gavrila)

 Baca juga: Apakah Susu Bisa Memicu Jerawat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ELLE
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com