Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Menghadapi Fase Terrible Two pada Si Kecil?

Kompas.com - 01/07/2019, 18:32 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Setelah ulang tahun keduanya, Anda mungkin akan mulai merasakan perubahan pada anak Anda yang manis. Tiba-tiba ia akan mulai sering berteriak, menangis karena marah, menendang, hingga bertengkar dengan kakaknya.

Fase ini dikenal dengan istilah "terrible two". Sebenarnya, apa yang dilakukan anak-anak di usia itu untuk mengekspresikan keinginannya akan kebebasan dan mengendalikan situasi.

Menurut National Institute for Health and Clinical Excellence, kemarahan, agresi, dan sikap membangkang adalah perilaku yang sangat normal pada fase terrible two, yang mengkhawatirkan adalah jika sikap itu bertahan hingga usia sekolah. Karena itu, orangtua perlu menghadapinya dengan cara yang tepat.

Masa-masa ini tentu akan berlalu. Salah satu hal yang bisa dilakukan di masa ini adalah, mulai mengajarkan anak untuk mengatakan, "Permisi, ini giliranku" atau "Maaf, bolehkah aku meminjamnya?".

Intinya adalah membiasakan mereka untuk menyampaikan keinginannya dengan kata-kata bukan dengan aksi pukulan.

Baca juga: Balita Terobsesi Ingin Jadi Princess Wajarkah?

Saat menghadapi fase terrible two, sebagai orangtua Anda harus sabar tapi juga tegas. Ketika anak-anak tantrum karena ada keinginannya yang tak kesampaian, ada baiknya Anda tetap tenang, tak terbawa emosi, dan konsisten.

Berikut 4 tips menghadapi fase terrible two:

1. Seburuk apapun kemarahannya, Anda harus tetap tenang. Ambil napas dalam-dalam, tinggalkan si kecil sementara waktu, dan kembali saat Anda merasa bisa menghadapinya dengan tenang.

2. Anda juga bisa membantu si kecil mengenali emosi yang ia rasakan dan memberinya waktu untuk menenangkan diri.

"Adik kenapa menangis? Adik marah karena tidak boleh nonton handphone ya? Sekarang kan sudah waktunya mandi. Bunda tunggu sampai adik selesai menangis ya. Kalau sudah tenang, baru kita mandi."

3. Hindari mengajak si kecil beraktivitas menjelang jam tidurnya. Pasalnya, saat mengantuk, anak-anak jadi lebih mudah rewel.

4. Jika si kecil, terbiasa tidur siang 1-3 jam setiap hari. Usahakan untuk menjadwalkan waktu tidur siang jauh dari jam tidurnya di malam hari.

Ini untuk mencegah kesulitan tidur di malam hari, yang bisa berujung pada kelelahan. Pada beberapa anak bahkan bisa terbangun menjerit di malam hari dan tak berhenti menangis.

Hindari membuat si kecil duduk atau berdiam diri di satu tempat dalam waktu yang lama. Ini akan membuatnya bosan dan marah. Ajak ia bergerak atau bermain di luar ruangan.

Baca juga: Tips Ajak Anak Balita Melakukan Playdate

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com