Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Keliru Memaknai Perasaan, Ini Beda Jatuh Cinta dan Tergila-gila

Kompas.com - 01/07/2019, 21:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Ketika sedang jatuh cinta wajar bila kita terus memikirkannya dan merasa bahagia saat bersamanya.

Di sisi lain, muncul rasa cemas dan cemburu ketika si dia tak bisa dihubungi atau melihatnya akrab dengan orang lain.

Jatuh cinta terkadang tak perlu waktu lama. Bahkan, banyak orang merasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Sebaliknya, ada juga yang butuh waktu lama untuk memastikan yang dirasakannya memang cinta.

Namun, mereka yang jatuh cinta dalam waktu singkat biasanya bukan perasaan murni karena cinta. Hal semacam itu bisa terjadi karena tergila-gila atau dilandasi nafsu saja.

Terapis seks Ian Kerner memaparkan ada perbedaan antara perasaan tergila-gila dan cinta.

Secara harfiah, cinta adalah perasaan kasih sayang, antusiasme atau pengabdian kepada orang lain.

Sebaliknya, nafsu adalah perasaan cinta tanpa akal sehat yang mengarah pada kekaguman atau ketertarikan untuk orang lain atau sesuatu.

Perasaan tergila-gila adalah perasaan cinta yang dangkal dan biasanya terjadi dalam fase "bulan madu" dalam sebuah hubungan asmara.

Baca juga: Mengapa Banyak Orang Jatuh Cinta dengan Sahabat Sendiri?

 

Kerner mengatakan nafsu atau kegilaan ini terjadi pada awal hubungan.

"Ini biasanya ditandai oleh perasaan senang dan euforia, dan sering disertai dengan nafsu serta perasaan kebaruan yang cepat dengan seseorang," katanya.

Saat merasa obsesif dan bersemangat tanpa alasan, ada kemungkian besar kita sedang tergila-gila.

Menurut Kerner, meskipun perasaan tergila-gila ini membuat kita merasa hebat, kita mungkin punya perasaan tak aman karena semuanya begitu baru.

Berbeda dengan saat jatuh cinta, ada ikatan di dalam hubungan itu. Perasaan ini cenderung timbul dari sesuatu yang dipupuk dalam jangka waktu yang lama, di mana kita sungguh mengenal seseorang dan membangun keterikatan.

"Ada rasa aman secara emosional tapi juga bisa menunjukkan kerentanan dengan orang itu," tambahnya.

Ketika kita mencintai seseorang, kita tahu detail tentang pribadinya dan ada perasaan aman untuk terbuka tentang diri sendiri. Seperti betapa sedihnya perasaan kita setelah gagal dapat promosi.

Jadi positif

Namun, cinta dan perasaan tergila-gila tidak saling eksklusif karena sebagian besar orang dalam suatu hubungan tergila-gila dengan pasangan mereka sampai tingkat tertentu.

Kerner berkata, perasaan tergila-gila bisa menjadi hal positif ketika perasaan itu terbalas dan berubah negatif ketika mengalami penolakan.

Pada dasarnya, jika kita dan si dia memiliki perasaan yang sama satu sama lain, ini akan menjadi hal positif. Sebaliknya, jika bertepuk sebelah tangan, kita harus benar-benar merelakannya pergi.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Perasaan tergila-gila, kata Kerner, dapat berubah menjadi hubungan yang penuh cinta dan bertahan lama. Namun, tidak ada yang bisa menjamin semua akan berakhir begitu.

"Secara umum, ketika kamu jatuh cinta dengan seseorang atau tergila-gila dengannya, kamu berhenti mencari orang lain dan fokus hanya pada orang itu," ucap dia.

Hanya waktu yang akan benar-benar tahu apakah perasaan tergila-gila ini akan berkembang menjadi keterikatan jangka panjang dan rasa cinta.

Namun, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk memperkuat hubungan dan mengalihkannya dari fase bulan madu ke ikatan nyata.

Pertama, berikan waktu pada hubungan itu. Pahami, tak semuanya bisa terjadi hanya dalam waktu singkat.

Komunikasi adalah hal penting dalam sebuah hubungan dan kita juga harus mengetahui kapan harus berkompromi.

Namun secara keseluruhan, rasa komitmen terhadap hubungan adalah apa yang akan menciptakan keterikatan yang dibutuhkan untuk jatuh cinta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com