Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Studi Sebut Ayah Tunggal Lebih Berisiko Hadapi Kematian Dini

Kompas.com - 02/07/2019, 19:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber Time

KOMPAS.com - Sebuah penelitian besar yang baru dilakukan terhadap orangtua di Kanada menemukan, bahwa ayah tunggal memiliki angka kematian dini yang lebih tinggi daripada ibu tunggal atau orangtua yang berpasangan.

Studi ini melacak lebih dari 40.000 orang selama 11 tahun dan menemukan, bahwa ayah tunggal meninggal paling cepat, dan juga memiliki gaya hidup yang paling tidak sehat.

Penelitian yang telah diterbitkan dalam The Lancet Public Health ini, tidak dapat memastikan apa yang membuat ayah tunggal meninggal lebih cepat, tetapi setelah disesuaikan dengan usia, gaya hidup, kesehatan, dan karakteristik sosial-demografis, risiko kematian mereka selama penelitian lebih dari dua kali lebih tinggi dari orangtua lainnya.

Para peneliti menemukan, bahwa ayah tunggal cenderung lebih jarang makan buah-buahan dan sayur-sayuran dan lebih cenderung mengonsumsi makanan tak sehat, dibandingkan dengan orangtua lain.

Mereka juga rata-rata memiliki penyakit kardiovaskular atau kanker saat penelitian dimulai.

Baca juga: Di Balik Perayaan Hari Ayah untuk Kali Pertama di Dunia..

"Studi kami tidak mengidentifikasi penyebab pasti (kematian dini)," kata pemimpin penulis Maria Chiu, seorang ilmuwan dari Institute for Clinical Evaluative Sciences di Kanada, dalam sebuah pernyataan.

"Kami memang menemukan, bahwa ayah tunggal juga cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat, yang bisa menjadi faktor penting untuk ditangani untuk meningkatkan kesehatan pada kelompok berisiko tinggi ini."

Sementara lebih banyak ibu tunggal ketimbang ayah yang memimpin rumah tangga di AS dan sekitarnya, sekitar 8% rumah di Amerika dipimpin oleh ayah tunggal pada 2013, menurut angka dari Pew Research Center.  

Demikian juga di Inggris, dengan perkiraan 10% dari semua rumah orangtua tunggal, diurus oleh ayah tunggal.  

Namun sangat sedikit penelitian yang dilakukan pada kesehatan dan kesejahteraan mereka. Studi baru mencatat 40.490 orang yang mengambil bagian dalam Survei Kesehatan Masyarakat Kanada.

Usia rata-rata adalah antara 41 dan 46, dan kelompok sampel termasuk 871 ayah tunggal, 4.590 ibu tunggal, 16.341 ayah dan 18.688 ibu dengan pasangan resmi atau pasangan kekasih.

Baca juga: Tips Tetap Bugar Bagi Ayah Baru yang Kurang Tidur

Penelitian lebih lanjut menetapkan, bahwa 693 orang telah tutup usia dalam satu dekade atau lebih setelah survei pertama diambil. Ayah tunggal adalah yang paling mungkin meninggal selama periode ini, dan ibu dengan pasangan adalah yang selanjutnya.

Sebuah penelitian serupa yang dilakukan di Swedia terhadap 600.000 orang juga menemukan, bahwa ayah tunggal meninggal lebih cepat daripada orangtua lainnya, tetapi perbedaan antara kelompok-kelompok itu lebih kecil.

Para peneliti menduga, ada kemungkinan bahwa kurangnya akses ayah ke jaringan sosial, bantuan sosial, dan dukungan anak mungkin memiliki pengaruh pada kesehatan mereka.

Namun, tanggapan survei ayah tunggal menunjukkan, bahwa mereka tampaknya merasa mereka adalah bagian dari komunitas seperti halnya orangtua lainnya, dan mereka tampaknya sedikit lebih mungkin untuk pergi ke dokter secara teratur.

Para peneliti menyarankan, para profesional kesehatan harus diberi tahu bahwa orang-orang ini mungkin berisiko lebih tinggi.

“Penelitian kami menyoroti bahwa ayah tunggal memiliki angka kematian yang lebih tinggi, dan menunjukkan perlunya kebijakan kesehatan masyarakat untuk membantu mengidentifikasi dan mendukung para pria ini,” kata Dr. Chiu.

Satu hal yang tidak mungkin menjadi faktor penyebab kematian ayah tunggal adalah stres karena kehadiran anak di sekitarnya.

Dalam penelitian di Swedia, kematian dini lebih jarang terjadi pada ayah yang tinggal bersama anak mereka. Tingkat kematian juga jauh lebih tinggi pada pria tanpa anak yang tinggal sendirian.

Baca juga: Pangeran William Beri Tips Memasang Popok untuk Para Calon Ayah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com