Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Faktor Genetik, 3 Hal Ini Bisa Membuat Anak Bangun Lebih Pagi

Kompas.com - 03/07/2019, 18:56 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber Fatherly

KOMPAS.com - Jam tidur balita bisa menjadi sangat tidak terduga. Ada kalanya, ketika orangtua merasa hanya memiliki sedikit jam tidur, si kecil justru kesulitan tidur dan bangun terlalu pagi.

Anda mungkin merasa membuat anak pergi tidur saat mereka tak ingin tidur, sama buruknya ketika anak bangun lebih awal di pagi hari dan membangunkan Anda yang masih membutuhkan waktu untuk tidur.

Tetapi, menurut perawat praktisi Maile Moore dari Rumah Sakit Anak Boston, membujuk seorang anak untuk tidur adalah tujuan yang dapat dicapai. Orangtua hanya perlu memiliki harapan, jadwal, dan trik yang tepat.

Anak-anak dan tidur bagaikan hubungan yang sangat rumit. Toh nyatanya, membujuk anak untuk tidur memang bukanlah hal mudah.

Baca juga: Anak Tidur Siang di Sekolah, Lebih Bahagia dan Cerdas

Jika bicara soal penyebabnya, banyak hal yang mungkin bisa jadi penyebab anak sulit tidur di malam hari atau bangun sangat awal di pagi hari. Salah satunya adalah karena faktor genetik.

“Ada kecenderungan genetik yang membuat seseorang seakan berlawanan dengan burung hantu,” jelas Moore.

“Dan itu bisa terjadi dalam keluarga. Jadi, karena kecenderungan genetik tersebut, beberapa anak seacara natural akan bangun lebih awal di pagi hari,” lanjutnya.

Meski demikian, ada beberapa faktor lain yang tak terkait dengan gen orangtua, yang bisa membuat anak terbangun lebih awal.

Anak-anak bereaksi pada jadwal tidur

Ada kalanya jadwal tidur berubah karena alasan tertentu. Masalahnya adalah perubahan jadwal di satu bagian akan mengubah jadwal aktivitas lainnya.

Jika si kecil tiba-tiba bangun lebih awal, ini bisa menjadi langkah awal untuk mengatur kembali jadwal aktivitasnya.

Yang perlu diperhatikan, kata Moore, adalah jumlah waktu tidur si kecil dalam sehari.

“Ketika mereka berada di usia prasekolah, mereka mungkin hanya membutuhkan total 11 jam tidur. Dan jika mereka masih tidur siang selama 1,5 jam, mereka berarti hanya perlu tidur sepuluh jam di malam hari. Tak heran jika tidur jam 7 malam, si kecil sudah terbangun pada jam 5 pagi,” jelas Moore.

“Intinya, semakin lama mereka tidur di siang hari, mereka akan tidur dalam waktu yang lebih pendek di malam hari,” papar Moore.

Selain itu, Moore juga memberi catatan pada waktu tidur siang, meski si kecil hanya tidur sekejap selama 10 menit hingga 15 menit dalam perjalanan, itu juga menambah total jam tidur dalam sehari dan bisa memengaruhi kantuk mereka di malam hari.

Baca juga: Pentingnya Memberi Tidur Berkualitas pada Bayi...

Faktor gangguan fisik

Lapar, tumbuh gigi, atau mengompol biasanya akan membuat si kecil terbangun dari tidurnya. Tapi menurut Moore, jika anak memiliki kebiasaan tidur yang baik sejak awal, si kecil akan lebih mudah ditenangkan dan kembali tidur.

Anda hanya perlu memenuhi kebutuhannya dengan segera, seperti menyiapkan susu saat si kecil terbangun karena lapar atau mengganti popoknya yang basah. Sehingga, gangguan fisik yang mereka rasakan tak berdampak pada tidurnya.

Baca juga: Anak yang Kurang Tidur Berisiko Obesitas

Faktor lingkungan

Sebagian anak memiliki naluri untuk terbangun saat merasakan sinar matahari menembus jendela kamar. Biasanya ini juga terjadi karena ritme sirkadian mereka telah terbentuk.

“Keributan juga bisa membuat anak-anak terbangun. Bagaimanapun, secara naluri ini sebagai bentuk siaga untuk melindungi diri dari bahaya,” jelas Moore.

Baca juga: Jangan Asal Tidur, Ini Trik Agar Tidur Siang Bermanfaat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Fatherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com