JAKARTA, KOMPAS.com - Belanja bagi banyak orang adalah kegiatan yang menyenangkan. Walau tidak membeli apa-apa, sekedar melihat-lihat dan cuci mata seringkali sudah cukup menghibur.
Namun rupanya kesenangan tersebut tidak berlaku bagi semua orang. Para pria yang harus menemani pasangannya belanja misalnya, mungkin lebih memilih menunggu sambil ngopi atau main game.
Apalagi bila yang dibeli adalah bahan-bahan makanan dan keperluan dapur. Menemani belanja di supermarket yang sejuk aja sering enggan, apalagi bila harus ke pasar tradisional.
Itulah yang dirasakan Fajar Budiprasetyo beberapa tahun lalu. Ia merasakan repotnya berbelanja kebutuhan dapur, terutama bagi mereka yang tidak mengerti apa beda kunyit, jahe, dan lengkuas.
Jangankan disuruh milih mana bahan makanan mana yang lebih segar dan bagus, membedakannya saja tidak bisa.
Kesulitan itu pula yang membuat Fajar kemudian memiliki gagasan untuk mendirikan layanan belanja berbasis teknologi, yakni HappyFresh.
Sederhananya, dengan aplikasi HappyFresh, orang bisa berbelanja ke supermarket pilihannya tanpa harus pergi. Ia cukup membuka aplikasi di ponselnya, memilih supermarketnya dan barang apa yang akan dibeli.
Nanti ada personal shopper dari Happy Fresh di masing-masing supermarket yang akan mencarikan item-item belanjaan tersebut, sekaligus memilihkannya.
Jadi bila kamu tidak bisa membedakan mana ikan yang segar dengan yang sudah hampir busuk, kamu tidak perlu khawatir. Personal shopper adalah orang yang ahli di bidang itu.
Setelah belanjaan terkumpul, HappyFresh akan mengantarkan belanjaan itu dalam wadah yang aman, sesuai pilihan waktu kita masing-masing.
Kamu bisa minta agar belanjaan diantar pada waktu ada orang di rumah, dan tinggal duduk manis menunggu. Belanjaan pun sampai rumah dalam kondisi segar.
Enaknya, pembayaran bisa dilakukan menggunakan berbagai kartu, atau bisa juga bayar langsung setelah pesanan diantarkan.
Tampilan baru
Pilihan barangnya pun bertambah menjadi lebih dari 300 ribu barang di 278 supermarket dan toko.