Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2019, 14:45 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gaya hidup ramah lingkungan sudah diterapkan oleh sebagian orang. Beberapa caranya adalah membawa kantong belanja sendiri, peralatan makan, dan secara luas berupaya mengurangi sampah plastik.

Namun, bagi orang-orang yang belum menerapkannya, langkah ini seringkali dianggap sulit dan ribet.

Padahal, menjalani gaya hidup ramah lingkungan bisa dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil, loh.

Salah satunya, dengan membawa kantong belanja sendiri sehingga kita tidak menghasilkan sampah kantong plastik. Terutama bagi perempuan yang kerap berbelanja tanpa rencana.

"Perempuan cenderung membawa tas yang ukurannya lumayan besar ketika pergi, jika dibandingkan dengan laki-laki. Enggak ada alasan untuk tidak membawa tas belanja sendiri yang bisa dilipat kecil."

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Gerakan Diet Kantong Plastik, Tiza Mafira saat ditemui pada acara talkshow Envirochallenge di gerai The Body Shop Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2019).

Selain kantong belanja sendiri, peralatan makan ramah lingkungan juga kini sudah banyak tersedia. Seperti sedotan stainless atau bambu, hingga membawa tempat minum sendiri.

"Bawa tumblr agar bisa minum setiap saat tanpa harus beli air minum kemasan. Itu minimal," tuturnya.

Cara lainnya adalah, bagi perempuan, mengurangi atau menghentikan penggunaan pembalut sekali pakai.

Saat ini, tersedia beberapa alternatif pembalut sekali pakai. Bagi yang rajin mencuci, pembalut kain bisa menjadi alternatif. Sementara bagi perempuan yang malas mencuci atau butuh alternatif pembalut yang lebih praktis bisa menggunakan menstrual cup.

Tiza sendiri mengatakan dirinya menggunakan menstrual cup ketika menstruasi.

Pada awalnya, beralih dari pembalut sekali pakai ke alternatif lain mungkin terasa agak sulit, namun lama-kelamaan akan terbiasa.

"Namanya juga mengubah gaya hidup. Tapi nanti akan betah, saya jamin 100 persen," tuturnya.

Mulai dari gaya hidup

Dalam kesempatan yang sama, Tiza mewakili Gerakan Diet Kantong Plastik juga menerima donasi sebesar Rp 477.632.706 yang dikumpulkan melalui penggalangan dana dari pelanggan The Body Shop melalui kasir di seluruh gerai The Body Shop.

Penggalangan dana yang berlangsung selama periode 7 Februari hingga 17 April 2019 semakin mengukuhkan The Body Shop sebagai merek perawatan tubuh yang berkomitmen mendukung program-program lingkungan dan sosial.

Human Capital Director The Body Shop, Mira F. Soetjipto mengatakan, isu sampah plastik sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Perubahan yang dilakukan harus secara menyeluruh dan dilakukan pembiasaan sejak usia dini.

"Butuh banyak perubahan, tidak hanya dari mindset tapi juga attitude dan lifestyle. Itu tidak mudah, sehingga harus dari awal," ujar Mira.

Donasi diberikan untuk mendukung program Envirochallenge yang dijalankan 6 bulan untuk satu periode.

Program ini adalah progran pendidikan yang mendorong sekolah tingkat SMA/sederajat untuk menemukan masalah lingkungan di lingkungan sekolah mereka, terutama polusi plastik, kemudian mencari solusinya. Mereka dibekali sejumlah uang untuk menjalankan program tersebut.

Beberapa sekolah yang memenangi Envirochallenge tahun lalu memiliki beragam program, seperti mengajak siswa lainnya membuat pembalut kain, membeli dispenser untuk setiap kelas agar tak membeli botol minum plastik dan mengganti bungkus plastik obat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com