Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2019, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Membuang racun di dalam tubuh dengan mengonsumsi jus detoks memang dipercaya sebagian orang bisa menyehatkan sekaligus mengurangi berat badan.

Detoksifikasi sebenarnya merupakan salah satu istilah medis. Dokter biasanya melakukannya pada orang yang mengalami kecanduan narkoba.

Dalam konteks ini, detoksifikasi dilakukan pada orang yang mengalami intokiskasi akut. Tindakan tersebut juga bisa membuat seorang pecandu mengalami gejala-gejala penarikan karena mereka berhenti mengonsumsi zat-zat candu.

Dikutip dari Medical News Today, konsumsi jus buah untuk detoks sangat berbeda dengan detoksifikasi yang dilakukan dokter.

Minuman atau  jus ‘detoks’, biasanya merupakan kombinasi buah-buahan yang di blender lalu diminum beberapa kali dalam sehari.

Dalam sebuah penelitian berskala kecil, diketahui minum jus detoks bisa meningkatkan kemampuan liver membuang racun dari tubuh. Tapi, jumlah sampel dan metodologinya masih perlu pembuktian sehingga tidak bisa disimpulkan jus ini menyehatkan.

Baca juga: Detoks Ekstrem ala Beyonce Bagian III, Ini Tanggapan Dokter

Sementara itu, studi yang menyebut jus detoks bisa mengurangi berat badan juga bisa terjadi jika pola makan orang tersebut rendah kalori. Sayangnya, pola makan yang rendah kalori seperti itu seringkali tidak bisa bertahan lama dan berat badan akan naik kembali.

Walau begitu, konsumsi jus detoks pada dasarnya tidak buruk selama kandungan di dalamnya memang mengandung nutrisi dan rendah gula.

Salah satu jus detoks yang umum adalah buah-buahan, padahal buah relatif tinggi gula. Itu sebabnya konsumsinya harus dibatasi. Untuk mendapatkan seratnya, sebaiknya dibuat dalam bentuk smoothies.

Agar lebih menyehatkan, sebaiknya minuman detoks mengandung sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Dengan begitu, kita akan mendapatkan asupan serat, karbohidrat, dan vitamin. (Nishya Gavrila)

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com