Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai #Kangenmantan di Twitter, Sesulit Itukah Melupakan Mantan?

Kompas.com - 05/07/2019, 13:05 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

2. Ruminasi

Ruminasi adalah bentuk respons diri terhadap suatu stres yang dilakukan dengan cara memikirkan kejadian yang membuat kita stres secara berulang- ulang, seperti selalu memikirkan mantan atau terobsesi terus-menerus dengan hal kecil tentangnya.

Hal semacam ini hanya akan membawa kita pada pemikiran negatif seperti menyalahkan diri sendiri dan menyesali keadaan.

Pakar kepribadian Robin H-C mengatakan, menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan hal yang sudah berlalu hanya akan membuat kita semakin sulit mengontrol diri, selalu mengingat kenangan bersamanya dan membuat hal itu menjadi bagian dari identitas kita.

Hal ini akan membuat kita menutup apa akan realitas sebenarnya yang terjadi. Jika terjadi terus-menerus, kita bisa menutup mata akan realitas yang sebenarnya.

Tentunya, ini membuat kita tak akan bisa belajar atau mengambil hikmah dari peristiwa menyakitkan ini. Sebagai solusi, jangan melamun atau memikirkan apa yang sudah terjadi.

Baca juga: Baru Putus dari Mantan, Bolehkah Langsung Punya Pacar Lagi?

3. Menolak kenyataan

Menurut konsultan hubungan Kevin Darne, kita harus benar-benar melepaskan mantan jika ingin move on. Kenyataanya, banyak dari kita yang masih berharap untuk kembali bersamanya.

"Novel romantis dan film Hollywood yang selalu menceritakan putus cinta sebagai loncatan untuk kebahagiaan telah mempengaruhi jalan pikiran kita," ucap Darne.

Menurutnya, hampir semua orang menyukai cerita di mana pasangan, pada akhirnya, kembali bersama setelah melalui beberapa gejolak emosional yang menyakitkan.

Selama kita berharap untuk kembali bersama dengan mantan, kita akan terus menyiksa diri sendiri dan menutup diri dari pengalaman baru.

Tak ada solusi lain selain kita benar-benar merelakan manta kekasih pergi dari hidup kita.

4. Krisis identitas

Banyak orang, khususnya mereka yang telah menjalin asmara selama bertahun-tahun, mengalami krisis identitas setelah putus cinta.

Mereka merasa kehilangan bagian dari dirinya saat harus berpisah dengan orang yang pernah menjadi pasangan.

Pemikiran semacam ini terjadi karena konsep diri seseorang berkembang pada awal suatu hubungan dan berkurang saat hubungan berakhir.

Bahkan, setelah putus cinta,  profesor psikologi dan ilmuwan hubungan Gary Lewandowski,  mengatakan banyak orang merasa tak tahu lagi siapa dirinya dan tak yakin dengan kepribadiannya.

Untuk mengatasi hal ini, kita harus terlibat dalam aktivitas baru untuk mengembalikan identitas diri kita.

Baca juga: Perlukah Menghapus Foto Mantan dari Media Sosial?

5. Hanya mendengar apa yang ingin didengar

Bantuan seorang teman adalah hal penting bagi mereka yang ingin bangkit dari patah hati.

Teman tepercaya bisa menjadi memberikan saran, tempat untuk menangis dan pendengar yang baik, terutama saat patah hati itu baru saja terjadi.

Tapi cepat atau lambat, seorang teman mungkin mengatakan hal-hal yang tidak ingin kita dengar, seperti memberi tahu kesalahan kita atas apa yang terjadi, dan bahkan mungkin menantang pemikiran kita.

Tentu ini akan membuat kita seolah disalahkan. Namun, tidak mau menerima umpan balik yang jujur dapat menyakiti kita untuk jangka panjang.

Terapis pernikahan Sara Stanizai mengatakan, banyak orang yang putus cinta melebih-lebihkan rasa sakit karena perpisahan itu dan lebih mungkin untuk membuat kesalahan yang sama dalam hubungan di masa depan.

Untuk menghindari hal ini, sebaiknya kita terbuka terhadap kritik dan saran meskipun itu sulit diterima. Sadarilah, teman kita hanya ingin membantu.

Baca juga: Berapa Lama Waktu untuk Move On dari Mantan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com