Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kangen Mantan Meski Pernah Disakiti Berkali-kali, Normalkah?

Kompas.com - 05/07/2019, 16:45 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak semua kisah asmara akan berakhir dengan bahagia. Sebagian orang harus mengalami patah hati, meski telah menjalin asmara selama bertahun-tahun.

Bahkan, ada yang masih terngiang-ngiang akan bayangan sang mantan, meski berkali-kali telah disakiti.

Itu hal yang wajar terjadi dan bukan hal yang memalukan, karena ada banyak hal yang dilewatkan setelah kisah cinta berakhir, terlepas dari siapa yang mengakhirinya atau mengapa hubungan itu harus berakhir.

Berpisah dengan orang yang pernah mengisi hari-hari kita memang berat. Menurut psikolog berlisensi Dr Wyatt Fisher, otak mengalami gejala penarikan besar-besaran yang hampir identik dengan pecandu heroin yang berhenti mengonsumsinya saat berpisah dari orang yang kita cintai.

"Setelah putus, orang-orang biasanya mengalami gejala penarikan sekitar enam bulan dan harus meningkatkan perawatan diri mereka," ucap dia.

Baca juga: 9 Alasan Pentingnya Memblokir Nomor dan Media Sosial Mantan Pacar

Jika mantan telah menjadi bagian besar dalam hidup kita, hal yang normal jika kita masih sering merindukannya.

Butuh waktu untuk melupakannya. Jadi, saat kita dalam proses untuk move on, jangan panik jika tiba-tiba bayangan tentangnya kembali datang menghantui kita.

Ketika pertama kali memulai suatu hubungan, amigdala dan korteks prefrontal di otak mati.

Area-area ini biasanya bertugas membantu membuat penilaian sebelum memutuskan sesuatu. Ketika area ini mati, kita tak bisa lagi membuat penilaian dan memikirkan hal negatif tentang pasangan,

Semua perasaan indah yang kita alami ketika jatuh cinta pertama kali, terjadi karena otak mengendalikan emosi kita.

Pada dasarnya, otak melakukan segala daya untuk membuat kita kecanduan pada pasangan. Jadi, setelah kita berpisah dengannya, kita akan merasa kecanduan dengan mantan kekasih.

Menurut antropolog Helen Fisher, cinta bukan emosi melainkan sistem motivasi atau dorongan yang menjadi bagian dari sistem penghargaan otak.

Dan, semua hubungan di masa lalu telah dipandu oleh sistem penghargaan di otak yang akhirnya membuat kita masih terbayang-bayang akan kenangan indah bersama mantan.

Setelah putus, area segmental ventral otak diaktifkan dan meningkatkan dopamin, yang bertanggung jawab atas proses berpikir obsesif dan berulang.

Baca juga: Ramai #Kangenmantan di Twitter, Sesulit Itukah Melupakan Mantan?

Hal in akan membuat kita merasakan tidak ada cinta sejati di dunia ini dan tak ada gunanya lagi membuka hati untuk cinta yang baru.

Sebaliknya, memahami dari mana perasaan ini berasal dapat membantu kita untuk move on dan melupakan kenangan bersama mantan.

Penelitian yang dilakukan ahli saraf dari University Columbia juga membuktikan, otak memproses kandasnya jalinan asmara di wilayah yang sama dengan rasa sakit fisik.

Namun, bukan berarti putus cinta menyebabkan rasa sakit fisik yang sebenarnya. Sebaliknya, otak memberi sinyal keduanya adalah peristiwa penting yang harus diperhatikan.

Menyadari jika pikiran dan perasaan ini adalah hal normal juga sangat membantu.

Bagaimanapun juga, bahan kimia ini akan berkurang seiring berjalannya waktu. Jadi, rasa kehilangan itu hanya bersifat sementara.

Cobalah menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Bergabung dengan komunitas dan orang-orang yang kita cintai juga akan membantu kita untuk move on.

Saat bersama banyak orang yang memberi dukungan, otak akan menghasilkan lebih banyak opioid, horman yang aka membuat kita merasa baik.

Jadi, hindarilah menyendiri atau merenungi nasib saat kita baru saja mengalami momen putus cinta. Coblah untuk menghilangkan rasa kesal yang masih mengendap di hati dan pikiran kita.

Sadarilah semua yang kita rasakan adalah hal yang normal dan hanya bersifat sementara. Dengan cara ini, kita akan lebih mudah untuk move on dan menemukan tambatan hati yang baru.

Baca juga: 9 Cara Hadapi Kenyataan Si Mantan yang Sudah Move On

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com