Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis Daging yang Sebaiknya Dibatasi Konsumsinya

Kompas.com - 05/07/2019, 19:12 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Kadar garam dan lemak jenuh yang tinggi menjadikan daging olahan sebagai salah satu makanan terburuk.

"Garam dan lemak jenuh meningkatkan kolesterol dan tekanan darah tinggi, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke," kata Goldberg.

Apalagi, pada tahun 2015 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogen kelompok satu karena memicu kanker kolorektal.

Daging merah, secara umum — seperti daging sapi, babi, dan domba — berada dalam masuk dalam kategori nomor dua.

Untuk menjaga kesehatan, disarankan untuk menghindari lemak jenuh atau setidaknya membatasinya.

Mengonsumsi daging dengan cara sehat

Jika kita masih ingin mengonsumsi daging, kita bisa mengonsumsinya dengan cara yang sehat.

Kita harus memperhatikan potongan daging, metode memasak, ukuran porsi, dan seberapa sering kita mengonsumsinya.

Baca juga: Potongan Daging Sapi Mana yang Paling Sehat dan Lemaknya Sedikit?

Ahli diet Hillary Cece menyarankan kita untuk mengonsumsi daging tanpa lemak yang bisanya terdapat di bagian round atau paha belakag sapi, chuck alias leher atau pundak dan bagian loin atau bagian has.

Hindari daging olahan dan pilih daging yang dimasak dengan teknik memasak seperti memanggang, merebus, mengukus, atau merebus yang meninimalisir terbentuknya zat karsinogenik.

Sollid juga merekomendasikan agar kita mengonsumsi daging bersama biji-bijian, buah-buahan dan sayuran.

Secara keseluruhan, dokter dan ahli gizi menyarankan agar kita mengonsumsi daging dalam jumlah minimal dan lebih waspada dalam diet yang kita jalani.

Menurut Nazareth, tak masalah jika sesekali kita mengonsumsi daging. Namun, jika setiap hari kita melakukannya, sebaiknya kurangi hal itu demi kesehatan kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com