Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2019, 14:04 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber BBC

KOMPAS.com – Jutaan orang di dunia membahayakan kesehatan mata mereka dengan terus merokok. Banyak orang tidak menyadari bahwa merokok juga bisa merusak mata seperti halnya paru-paru.

Hanya satu dari 5 orang yang menyadari bahwa merokok dapat menyebabkan kebutaan, menurut survei Association of Optometrists (AOP).

Perokok dua kali lebih mungkin kehilangan penglihatan di bandingkan dengan yang bukan perokok. Ini karena asap tembakau dapat menyebabkan dan memperburuk sejumlah kondisi mata.

Asap rokok mengandung bahan kimia beracun yang dapat mengiritasi dan membahayakan mata. Misalnya, logam berat seperti timah dan tembaga, dapat terkumpul dalam lensa – titik transparan yang berada di belakang pupil dan membawa  sinar cahaya ke fokus.

Efeknya, lensa mata menjadi keruh sehingga mempercepat  timbulnya katarak.

Merokok juga dapat memperburuk masalah penglihatan yang terkait diabetes karena merusak pembuluh darah di belakang mata (retina).

Perokok juga tiga kali lebih mungkin mengalami degenerasi makula terkait usia, suatu kondisi yang mempengaruhi penglihatan sentral seseorang dan menyebabkan kehilangan kemampuan untuk melihat detail dengan bagus.

Mereka juga 16 kali lebih mungkin mengalami kehilangan penglihatan tiba-tiba yang di sebabkan oleh neuropati optik, yang membuat aliran darah ke mata menjadi tersumbat.

Menurut survei yang melibatkan 2.006 orang dewasa, hanya 18 persen yang dengan tepat mengatakan bahwa merokok meningkatkan resiko kebutaan atau kehilangan penglihatan. Sementara, tiga perempat (76%) tahu bahwa merokok terkait dengan kanker.

AOP mengatakan, berhenti atau menghindari asap rokok adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan untuk melindungi penglihatan. Jangan lewatkan juga melakukan pemeriksaan mata rutin.

 “Orang-orang cenderung tahu hubungan antara merokok dan kanker, tetapi banyak orang tidak menyadari dampak yang dapat ditimbulkan pada mata,” kata dokter mata dan penasihat di AOP. (Rahayu Kurnia Kinasih)

 Baca juga: Tak Merokok, Mengapa Bisa Sakit Kanker Paru?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com