KOMPAS.com - Sebanyak 46 busana kreasi siswa Akademi Adibusana (Accademia di Alta Moda) KOEFIA ditampilkan pada malam penutupan Pekan Mode Roma (Altaroma-Rome Fashion Week), di Roma, Italia, Minggu (7/7/2019).
Uniknya, seluruh koleksi yang disuguhkan malam itu menggunakan material yang dipadukan dengan beragam wastra (kain tradisional) Indonesia, seperti kain batik dan tenun.
Acara yang digelar di kompleks Pratibus District Roma ini, KOEFIA mengambil tema “Memorabilia: Impossible Wardrobe”.
Sesuai tema pergelaran ini menghadirkan memori dari masa ke masa dengan menggali beragam gaya yang pernah menjadi tren pada masanya.
Baca juga: Orang Asing Anggap Wastra Nusantara sebagai Mahakarya
Pimpinan KOEFIA, Antonio Lo Presti menyebut, konsep memorabilia mode dari masa ke masa berhasil memadukan dua budaya yang sangat jauh.
Karya-karya ini adalah perpaduan yang dianggap tidak biasa, dan hampir mustahil, namun ternyata sangat menginspirasi.
Ia juga sempat menyampaikan apresiasi kepada KBRI Roma, sebagai salah satu pihak yang dirangkul dalam kerja sama ini.
Para perancang yang adalah mahasiswa tahun ketiga di akademi itu mengerjakan dan menjahit dengan tangan sendiri seluruh karya yang ditampilkan.
Kebiasaan itu merupakan tradisi di sekolah mode terkemuka di Roma itu, sejak dahulu.
Para siswa KOEFIA berasal dari berbagai daerah di Italia maupun dari luar negeri, seperti Iran, Libya, Peru, Russia, dan Swis.
Baca juga: Saat Kain Tenun Khas NTT Dikalungkan kepada Presiden Portugal...
Berbagai koleksi adibusana untuk musim dingin seperti jaket dan overcoat bergaya dekade 60-an atau 80-an ditampilkan dengan menawan, berhias kain batik atau pun tenun.
Ada pula jumpsuit dengan bahan kain batik motif megamendung juga busana modest (tertutup) dengan kain batik yang dilapisi plastik.
Seluruh koleksi yang ditampilkan mendapatkan sambutan meriah dari sekitar 400 tamu undangan yang terdiri dari pelaku industri mode, jurnalis, dan korps diplomatik.
Penghargaan itu diberikan kepada Valeria Catania, yang dinilai berbakat di bidang produksi busana dan membantu menjahit di salah satu butik terkenal dunia tersebut.
Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani dalam sambutannya menyampaikan harapan agar melalui kolaborasi ini para perancang muda terinspirasi untuk menghasilkan karya lintas budaya.
“Mode lebih dari sekadar proses merancang busana, yaitu bentuk ekspresi untuk memahami dunia di sekitar kita."
Baca juga: Chunky Shoes Balenciaga Kian Besar
"Pergelaran malam ini menghadirkan paduan dari warisan budaya Indonesia dan Eropa, melintasi batas ruang dan waktu,” kata Esti, seperti tertuang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Kerjasama KOEFIA dan KBRI Roma ini digelar sekaligus untuk memperingati 70 Tahun hubungan Diplomatik RI-Italia.
KBRI Roma menyediakan beragam wastra Indonesia untuk diolah sesuai interpretasi para siswa di bawah bimbingan para dosen.
Proses persiapan dan pengerjaan karya memakan waktu sekitar enam bulan.
Baca juga: Batik Motif Salak Condet Dipamerkan KBRI Oslo
KBRI Roma juga memberikan presentasi mengenai wastra Indonesia untuk membekali pengetahuan para siswa.
Seluruh koleksi juga akan dipamerkan di KBRI Roma pada Rabu (10/7/2019) untuk memberikan kesempatan kepada para pecinta mode mengenali lebih dekat karya-karya
ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.