Aksi promosi dengan bahan daur ulang ini disebut greenwashing, dan dianggap mengalihkan perhatian masyarakat dari persoalan produk perusahaan yang tidak berkelanjutan.
Untuk itu, Anda harus lebih kritis. Pakaian pada dasarnya memang bukan produk yang berkelanjutan.
Jika Anda berniat mengurangi pemakaian karbon dari suatu merek busana, ada baiknya lakukan riset terlebih dahulu.
World Wildlife Fund (WWF) menyatakan, untuk menumbuhkan satu kapas dibutuhkan 715 galon air. Selain itu, seperempat jejak karbon yang dihasilkan dari garmen, berasal dari proses pencucian.
Bahkan, proses ini dapat mengurangi masa pakai pakaian sehingga Anda akan lebih sering membuangnya.
Untuk itu, Anda bisa menghindari kain buatan. Gunakan tekstil alami seperti katun dan linen yang tidak menumpahkan plastik saat proses pembuatan dan bertahan lebih lama meski dicuci beberapa kali.
Baca juga: Fesyen Vintage yang Tengah Naik Daun
Bahkan, ada beberapa produk fesyen yang memerlukan pencucian khusus agar lebih bertahan lama, seperti handuk.
Ada baiknya, saat mencuci barang ini, gunakan air dengan suhu di atas 30 derajat celcius.
Selain itu, gunakan deterjen ramah lingkungan untuk mengurangi limbah air yang dikeluarkan.
Penelitian yang dilakukan WRAP UK menemukan, rata-rata tumpukan sampah pakaian menyumbang sebanyak 350.000 ton di tempat pembuangan akhir.
Jika baju Anda tidak penuh dengan campuran polyester, maka Anda bisa langsung membuangnya.
Namun, jika busana Anda memiliki kandungan ini, maka cara pertama yang dapat dilakukan adalah mendonasikannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.