Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Epilepsi dari Kematian Bintang Disney Channel Cameron Boyce...

Kompas.com - 11/07/2019, 09:36 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Penggemar bintang Disney Channel, Cameron Boyce terhenyak mendengar kabar pemuda 20 tahun itu meninggal dalam tidur setelah mengalami kejang pada Sabtu, 6 Juli 2019 lalu.

Boyce disebut menderita epilepsi, -sebuah gangguan neurologis yang secara aktif dialami oleh tak kurang dari 3,4 juta orang di Amerika Serikat.

Demikan data yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

"Kematian tragis Cameron adalah karena kejang sebagai akibat dari epilepsi," kata Jurubicara keluarga Boyce kepada ABC News dalam sebuah pernyataan, Selasa malam (9/7/2019).

"Kami masih menata hati untuk melewati peristiwa yang memilukan ini. Kami meminta privasi, agar keluarga dan semua yang mencintai dia dapat berduka dan menyusun rencana pemakaman."

Baca juga: Keluarga Sebut Aktor Muda Cameron Boyce Meninggal karena Epilepsi

Hingga kematiannya, tidak diperoleh informasi yang pasti sejak kapan Boyce didiagnosis menderita epilepsi. 

Namun, masih berdasarkan data CDC, kelainan ini diketahui menyerang tak kurang dari 470.000 anak-anak di AS.

Epilepsi atau yang juga dikenal dengan sebutan ayan, adalah suatu kondisi yang tidak memiliki penyebab pasti, dan kerap menyebabkan kejang yang tidak terduga.

Intensitas dan bentuknya bervariasi dan berbeda-beda pada setiap penderitanya.

Nah, berikut ini adalah beberapa fakta yang terkait dengan epilepsi.

Epilepsi adalah gangguan otak

Kondisi kejang yang terjadi pada penderita epilepsi disebabkan munculnya lonjakan aktivitas listrik dalam sel-sel otak.

Penjelasan ini diterbitkan Epilepsy Foundation, sebuah organisasi yang berbasis di Maryland, AS.

Organisasi ini giat menggelar kampanye demi meningkatkan kesadaran tentang epilepsi, sekaligus mendukung penelitian tentang penyakit ini.

Baca juga: Peneliti Turki Bikin Implan Otak untuk Atasi Epilepsi, Seperti Apa?

Disebutkan, kejang yang dialami penderita epilepsi dapat terjadi dalam berbagai bentuk.

Mulai dari bergumam, hingga gemetar, kejang, dan terjatuh, sampai kehilangan kesadaran.

Kondisi ini bisa menyerang kapan saja dan di mana saja selama beberapa detik, bahkan beberapa menit. 

Bagaimana cara mendiagnosis epilepsi?

Umumnya, seseorang didiagnosis menderita epilepsi jika mengalami dua kejang tanpa sebab.

Masih menurut Epilepsy Foundation, kejang tersebut tidak disebabkan oleh faktor lain, seperti penghentian konsumsi alkohol atau anjloknya gula darah.

Biasanya, untuk membantu diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis, serta tes darah dan pemindaian otak.

Siapa yang terserang epilepsi?

Epilepsi dapat menjangkiti setiap orang segala usia, baik pria maupun wanita.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti trauma pada kepala, stroke, tumor otak, penyakit menular tertentu, atau kelainan elektrolit.

Demikian penjelasan koresponden medis ABC News, Dr. Jennifer Ashton.

Ashton pun menyebut, ada orang-orang yang memang dilahirkan dengan epilepsi.

Bagaimana perawatan epilepsi?

Epilepsi paling sering diobati dengan obat anti-kejang, yang diminum secara berkala.

Orang dewasa dan anak-anak dapat menghentikan pengobatan, setelah dua tahun atau lebih tak mendapat serangan kejang.

Seberapa umum kematian akibat epilepsi?

Di AS 1:1.000 orang meninggal setiap tahun setelah mengalami apa yang disebut dengan Sudden Unexpected Death in Epilepsy (SUDEP).

Baca juga: Serangan Epilepsi Tak Selalu Kejang

SUDEP sebenarnya jarang terjadi pada anak-anak. Ashton menyebut, rasio kematian pada anak di AS adalah 1:4.500 kasus.

Sebagian besar kasus SUDEP terjadi selama atau sesasat setelah kejang.

Lalu, faktor risiko terjadinya SUDEP termasuk kejang yang tidak terkendali, atau kejang intensitas tinggi, kejang yang mengakibatkan hilangnya kesadaran, serta kontraksi otot yang berat.

Faktor risiko kematian juga muncul akibat kejang yang terjadi sejak usia muda, melampaui dosis obat, minum alkohol, dan terhadap mereka yang hidup dengan epilepsi selama bertahun-tahun.

Bagaimana membantu penderita epilepsi saat kejang?

Ashton memberikan empat tips ini untuk membantu orang yang mengalami serangan epilepsi.

1. Jangan panik.Dapatkan ruang yang aman dan terlindungi, sehingga penderita tak mampu melukai diri sendiri saat kejang.

2. Putar tubuh penderita dengan perlahan hingga berada pada posisi menyamping, supaya saluran napasnya tak tersumbat.

3. Jangan menaruh apa pun di mulut penderita.

4. Segera cari, atau larikan ke RS untuk mendapat perawatan medis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com