Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sutopo dan Aspirasi melalui Gerakan #SuaraTanpaRokok...

Kompas.com - 11/07/2019, 12:26 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com“Saya bukan perokok, keluarga saya tidak ada yang merokok, saya hidup sehat, ya ada kemungkinan salah satu penyebabnya adalah saya perokok pasif".

Demikian kutipan pernyataan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam sebuah video yang beredar di media sosial.

Melalui video itu, Sutopo mengisahkan tentang penyakit kanker paru stadium 4B yang dideritanya.

Banyak orang tergerak untuk turut membagikan video tersebut karena menyadari betapa bahayanya asap rokok terhadap kesehatan, meski kita menjalani pola hidup sehat dan bukan seorang perokok.

Ditelisik lebih jauh, ternyata video itu diunggah oleh sebuah gerakan masyarakat yang fokus memerangi bahaya rokok. Komunitas itu bernama "Suara Tanpa Rokok" dan menyuarakan aspirasinya melalui berbagai platform media sosial.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Suara Tanpa Rokok (@suara_tanpa_rokok) on Jul 8, 2019 at 4:51am PDT

Apa itu #SuaraTanpaRokok?

Gerakan ini muncul sejak 2015 dengan tujuan mengajak sebanyak mungkin orang berhenti merokok.

“Gerakan #SuaraTanpaRokok adalah gerakan bersama yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat yang mempunyai visi dan misi yang sama, yaitu untuk mengajak orang untuk berhenti merokok,” kata salah satu perwakilan komunitas kepada Kompas.com, Kamis (11/7/2019) pagi.

Gerakan ini juga mengajak orang untuk bersuara dan menduplikasi aksinya dalam lingkup yang lebih luas.

Dengan demikian, gema ajakan untuk berhenti mengisap rokok dapat meluas dengan sendirinya di tengah masyarakat.

Adapun tujuan utama dari gerakan ini adalah menjadi wadah bagi suara-suara yang menginginkan lingkungan hidup dengan udara lebih sehat tanpa asap rokok.

Goals gerakan ini adalah untul memberikan ruang bagi para korban rokok, mantan perokok, maupun perokok pasif untuk bersuara bagi perubahan sosial,” kata dia.

Satu hal yang perlu dipahami, keputusan untuk hidup sebagai perokok tidak hanya menyangkut diri pribadi, melainkan banyak orang di sekitarnya, baik yang ia kenal bahkan tidak sama sekali.

Rupiah yang dikeluarkan, asap rokok yang diembuskan, puntung rokok yang tersisa, semua menyangkut kepentingan yang lebih luas, terutama keluarga dan lingkungan terdekat. 

Bahaya perokok pasif

Sebagaimana tecantum dalam setiap kemasan rokok, merokok bagi perokok aktif dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan mulai dari ringan hingga berat, bahkan meninggal dunia.

Penyakit yang berpotensi timbul di antaranya kanker, serangan jantung, impotensi, serta gangguan kehamilan dan janin.

Tidak hanya bagi penggunanya, salah satu produk penyumbang cukai terbesar negara ini juga sangat berbaya bagi orang-orang yang bahkan tidak mengonsumsinya secara langsung atau juga disebut sebagai perokok pasif.

Perokok pasif juga memiliki risiko yang sama berbahaya dengan perokok aktif.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Suara Tanpa Rokok (@suara_tanpa_rokok) on Jul 10, 2019 at 3:01am PDT

Dikutip dari American Cancer Society, perokok pasif berpotensi menyebabkan berbagai jenis kanker, pada orang dewasa, seperti kanker laring, tenggorokan, otak, perut, dan payudara.

Sementara, bagi anak-anak, asap rokok dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan mulai dari menurunnya ketahan tubuh, batuk-batuk, napas pendek, bahkan bisa juga menyebabkan leukimia, tumor otak, dan kanker hati.

Meminimalisasi bahaya asap rokok

Bagi perokok pasif yang tidak ingin terkena dampak dari asap rokok yang ada di sekitarnya, bisa melakukan beberapa upaya sebagai bentuk pencegahan.

Misalnya, mengenakan masker untuk menghindari paparan asap rokok. Akan tetapi, sekadar mengenakan masker belum cukup untuk menangkal bahaya yang ada.

Partikel kecil yang ada dalam asap rokok masih dapat menembus masker yang dikenakan.

Oleh karena itu, Suara Tanpa Rokok menganjurkan masyarakat untuk memiliki keberanian menegur orang-orang yang merokok sembarangan di tempat umum.

Jika tidak cukup yakin untuk menegur, maka langkah yang bisa dilakukan adalah dengan sebisa mungkin menghindari keberadaan asap rokok.

“Yang bisa dilakukan adalah menegur perokok yang merokok sembarang di kawasan tanpa rokok dan menghindari asap rokok sebisa mungkin, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil,” jelas dia.

Bukan hal mudah membuat seorang perokok mau meninggalkan kebiasaannya. Menurut Suara Tanpa Rokok, ada satu hal yang cukup efektif untuk menyadarkan seorang perokok yaitu peran keluarga.

Jika sudah tersadar dan tergerak untuk berhenti merokok, seseorang bisa memulai niat baiknya itu dengan cara memperbaiki pola hidupnya.

Upaya itu bisa dilakukan misalnya dengan berolahraga, mengonsumsi buah-buahan, dan menjadikan berbagai makanan sehat sebagai camilan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com