Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Trik Penjual yang Membuat Kita Khilaf saat Belanja

Kompas.com - 11/07/2019, 15:56 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbelanja menjadi aktivitas yang disukai banyak orang. Entah tujuannya karena ada kebutuhan atau sekadar memiliki barang impian, belanja tentu membutuhkan uang bukan? Untuk itu, kita perlu berbelanja dengan bijak.

Sayangnya, walau sudah membuat daftar belanja, tetap saja ketika di mal kita seringkali "khilaf" membeli barang yang sebenarnya tak dibutuhkan.

Ternyata, para pemilik toko memiliki trik tertentu yang mempengaruhi psikologis kita saat berbelanja.

1. Menawarkan barang-barang murah

Bukan kebetulan hal pertama yang kita lihat di sebagian besar toko adalah satu pack permen atau kaus dengan harga murah.

Dalam ritel, pembelian impuls kecil yang murah ini disebut item "buka-dompet" dan dirancang untuk mendobrak hambatan psikologis anti-pengeluaran ketika Anda memasuki sebuah toko.

Konsultan ritel Jeff Green menyarankan agar kita berhati-hati. Pasalnya, tambahan barang item belanja yang murah ini akan memberi konsumen dorongan ekstra untuk menghabiskan lebih banyak uang nanti.

Baca juga: Ini 3 Kebiasaan Bodoh Milenial yang Bikin Boros Uang

2. Memikat pembeli dengan aroma

Ketika berjalan ke toko bahan makanan, kita mencium bau roti panggang atau makanan yang sedang di masak di area tersebut. Para penjual tahu aroma itu dapat membuat kelenjar air liur kita bekerja.

"Ketika Anda mengeluarkan air liur, Anda adalah pembelanja yang kurang disiplin," kata psikolog Paco Underhill.

Hal semacam ini tak hanya berlaku di penjualan makanan. Peneliti Martin Lindstrom mengatakan hal serupa juga terjadi di toko peralatan. Ketika pemilik toko menebarkan aroma pai apel, penjualan oven dan kulkas naik 23 persen.

3. Memperlambat dengan musik

Banyak toko memutar musik dengan ritme yang jauh lebih lambat daripada detak jantung rata-rata manusia. Kurang lebih ini yang membuat kita tanpa sadar berlama-lama di sebuah toko sehingga kemungkinan untuk membeli pun naik hingga 29 persen.

Baca juga: Fitur Baru Instagram Bisa Memperburuk Hobi Belanja

4. Membiarkan mencoba barang 

Menurut sebuah studi baru-baru ini, pelanggan yang diizinkan untuk melihat dan menyentuh barang dagangan bersedia membayar 43 persen lebih banyak daripada mereka yang hanya melihatnya dalam foto atau dijelaskan dalam teks.

Penelitian lain menegaskan semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk memegang atau mencoba suatu produk, semakin besar kemungkinan kita membayar untuk itu. Jadi, bukan hal yang aneh jika penjual mobil biasanya menawarkan test drive.

ilustrasiThinkstockphotos.com ilustrasi

5. Memancing pembeli dengan hadiah

Menurut Journal of Consumer Research, pembeli punya keinginan yang lebih besar untuk membeli produk-produk mewah seperti jam tangan mahal, laptop, atau pakaian desainer segera setelah mengonsumsi cokelat gratis yang disediakan oleh toko.

Tidak mengherankan, sebagian besar toko makanan juga menawarkan sampel gratis barang mereka kepada semua orang yang datang ke toko.

6. Diam-diam mengurangi porsi

Waspadai kemasan baru. Periksa label kemasan barang yang biasa kita beli namun diproduksi dengan kemasan baru. Bisa jadi produk dalam kemasan baru memiliki harga yang lebih rendah namun beratnya berkurang.

7. Memikat pembeli dengan layanan

Jangan mencoba pakaian yang tidak kita butuhkan. Menurut Underhill, pembeli yang berhenti untuk mengobrol dengan seorang karyawan toko dan mencoba sesuatu cenderung untuk membeli.

Umumnya semakin kita berinteraksi dengan seorang tenaga penjualan, kita semakin ingin membeli produk yang dijualnya karena tak ingin mengecewakan seseorang yang telah membantu kita.

Baca juga: Bagaimana Cara Membicarakan Keuangan dengan Pasangan?

8. Memberikan kenyamanan

Kita pasti memperhatikan sebagian besar toko pakaian dan peralatan rumah tangga meletakkan kursi di lorong utama untuk pelanggan yang lelah.

"Seringkali, kursi-kursi tersebut berada tepat di sebelah pajangan produk yang ingin dibongkar toko, kata Johan Stenebo, penulis buku "The Truth About Ikea".

Menurutnya, pengecer menyebut tempat tersebut sebagai "hot spot" atau lokasi untuk menarik pelanggan dengan inventaris yang tidak akan berubah.

9. Menempatkan produk paling terang di depan

Menurut pakar industri Phil Lempert, warna-warna cerah membuat suasana hati kita lebih baik dan meningkatkan dorongan untuk membeli.

10. Memikat lewat kartu pelanggan

Saat ini hampir semua mal atau jaringan toko memiliki kartu pelanggan. Kita yang mendaftar akan diiming-imingi banyak hadiah atau poin setiap kali melakukan transaksi. Yang tidak kita sadari adalah lewat kartu itu sebenarnya kita sedang diamati dan perilaku belanja kita dicatat. Data itu seringkali dipakai untuk menggoda kita belanja lebih banyak lagi.

Baca juga: Punya Rencana Liburan Tapi Ingin Hemat? Ini Tipsnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com