Meski masyarakat Indonesia masih lebih meminati mainan plastik, namun beberapa orangtua sudah mulai mencari mainan kayu untuk anak mereka.
Dalam menggunakan bahan mainan kayu, ELC juga telah bekerjasama dengan perajin kayu sehingga kayu yang ditebang akan segera diganti dengan tanaman yang baru sebagai pertanggungjawaban.
Baca juga: Dianggap Mengandung Bahan Kimia, Mainan Anak Squishy Dilarang di Denmark
"Ada juga orangtua yang lebih memilih kayu dengan alasan sustainability tadi. Tidak mau banyak mainan plastik yang membahayakan lingkungan," kata dia.
Namun, masyarakat Indonesia masih terus diedukasi agar lebih mengenal dan kemudian memilih mainan kayu.
Menurut Abi, di negara asal ELC yaitu Inggris, porsi mainan plastik dan kayu sudah 50 berbanding 50.
Sementara di Indonesia mainan kayu masih belum begitu diminati, berbeda dengan pasar Eropa.
Alasannya, kata dia, masyarakat Indonesia mungkin cenderung lebih terbiasa memberikan mainan plastik untuk anak.
Baca juga: Pengeluaran untuk Liburan Keluarga Lebih Bermanfaat Ketimbang Beli Mainan Anak
"Jadi booklet tentang wooden toys akan ada di store, kami akan kasih tau ada banyak juga wooden series."
"Setiap kategori mainan memang selalu ada versi kayunya, tapi market masih belum terlalu aware," tutur Abi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.