KOMPAS.com - Bagi banyak keluarga di Indonesia, mainan berbahan plastik mungkin masih mendominasi dibanding mainan berbahan kayu.
Padahal, dari segi keamanan, mainan kayu ternyata lebih aman bagi anak, lho.
Marketing Manager Early Learning Center (ELC) Indonesia, Abi Shihab menjelaskan, mainan kayu cenderung berbentuk balok-balok atau memiliki ukuran yang lebih besar-besar.
Sehingga, tidak ada bagian mainan yang kecil dan berpotensi dimakan oleh anak.
"Karena susah kalau dibuat part kecil, pasti patah."
"Kalau plastik kan banyak. Jadi lebih aman," kata Abi ketika ditemui di Pacific Place, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jangan Sembarang Beli Mainan Anak, Apa yang Harus Diperhatikan?
Kayu dengan kualitas pengerjaan yang baik juga akan lebih tahan lama, sehingga bisa terus mendampingi proses bermain anak hingga tumbuh besar.
Adapun, jenis kayu yang digunakan oleh ELC untuk mainan kayu anak antara lain pinus, chinese maple, dan plywood.
Dipastikan, pengerjaan mainan juga dilakukan serapi mungkin sehingga tidak ada ujung-ujung yang tajam dan berbahaya bagi anak.
Selain itu, mainan kayu juga dibuat dengan bahan alami. Ini sejalan dengan tren sebagian masyarakat yang semakin peduli dengan keberlangsungan lingkungan dan ingin mengurangi plastik.
Meski masyarakat Indonesia masih lebih meminati mainan plastik, namun beberapa orangtua sudah mulai mencari mainan kayu untuk anak mereka.
Dalam menggunakan bahan mainan kayu, ELC juga telah bekerjasama dengan perajin kayu sehingga kayu yang ditebang akan segera diganti dengan tanaman yang baru sebagai pertanggungjawaban.
Baca juga: Dianggap Mengandung Bahan Kimia, Mainan Anak Squishy Dilarang di Denmark
"Ada juga orangtua yang lebih memilih kayu dengan alasan sustainability tadi. Tidak mau banyak mainan plastik yang membahayakan lingkungan," kata dia.
Namun, masyarakat Indonesia masih terus diedukasi agar lebih mengenal dan kemudian memilih mainan kayu.
Menurut Abi, di negara asal ELC yaitu Inggris, porsi mainan plastik dan kayu sudah 50 berbanding 50.
Sementara di Indonesia mainan kayu masih belum begitu diminati, berbeda dengan pasar Eropa.
Alasannya, kata dia, masyarakat Indonesia mungkin cenderung lebih terbiasa memberikan mainan plastik untuk anak.
Baca juga: Pengeluaran untuk Liburan Keluarga Lebih Bermanfaat Ketimbang Beli Mainan Anak
"Jadi booklet tentang wooden toys akan ada di store, kami akan kasih tau ada banyak juga wooden series."
"Setiap kategori mainan memang selalu ada versi kayunya, tapi market masih belum terlalu aware," tutur Abi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.